Tuhan tidak memandang siapa kita dan masa lalu kita!
Beberapa hari lalu, ada sebuah obrolan yang menurutku menarik antara aku dan temanku tentang pelayanan. Obrolan sederhana lewat chat yang terjadi saat dini hari tiba. Sebenarnya entah mengapa tiba-tiba kami membicarakan hal ini, padahal sebelumnya kami berdua sedang membicarakan bagaimana kepemimpinan Rektorat dan sistem kerja organisasi yang ada di kampus kami. Jika dipikir lagi lumayan aneh, sih, dari yang tadinya ghibah, kok, beralih ke obrolan tentang pelayanan.
Jadi sebenarnya dari yang ngomongin orang lain, temanku sekaligus cerita tentang pelayanan di sebuah gereja yang memang masih menaungi kampus kami. Sebelumnya aku di sini tidak mau menyinggung pihak mana pun, dan murni hanya berniat berbagi. Intinya, temanku ini cerita kalau dia itu lagi jengah dan capek pelayanan di gereja, karena banyak hal yang dikerjakan mendadak dan ada hal-hal tidak terduga yang terjadi di panggung yang menyebabkan dia harus siap untuk memainkan lagu-lagu yang tidak dipelajari sebelumnya selama latihan.
Dia berkata, "Aku kesel banget, loh, kalau harus diminta latihan H-10 jam dari ibadah. Kan, aku gak jago, mana pada saat ibadah Pendetanya tiba-tiba nyanyi lagu yang gak dilatih, aku yang butuh partitur untuk main jadi gak bisa apa-apa dan hanya bisa diam di depan, bikin malu juga. Lagian, kenapa juga orang yang gak jago kaya aku masih aja diminta untuk pelayanan di gereja? Padahal banyak, loh, orang-orang di luar sana yang lebih hebat dan jago dari aku."
Image by oatawa on iStockPhoto
Melihat pesan itu, aku hanya bisa kasih semangat ke dia dan bilang bahwa dia harus menikmati fase itu. Padahal itu semua aku katakan karena enggak tahu harus gimana, sampai akhirnya aku juga menyadari hal yang sama dengan temanku itu. Dulu, aku juga pernah marah dan jengkel sama rekan pelayanan yang lebih tua dari aku, karena saat itu beliau sangat terburu-buru dan meminta aku untuk cepat menguasai aransemennya. Salahnya kami sebagai tim musik, kami diberikan aransemen oleh kakak sepupuku di hari saat latihan, sehingga aku yang saat itu masih belum lama pelayanan harus berusaha keras menguasai aransemennya. Mendengar rekan pelayananku yang cukup tergesa-gesa saat itu, aku juga akhirnya jadi marah dan pergi pulang sambil berkata, "Kalau memang mau cepat kenapa milih aku? kenapa gak milih rekan lainnya yang lebih jago?"
Setelah beberapa saat berlalu, aku menyadari bahwa sikapku saat itu sangat kekanak-kanakan, dan terlalu menyanjung diri. Seiring berjalannya waktu, aku masih diberi kesempatan untuk pelayanan lagi sampai sekarang. Namun, sampai sekarangpun, aku masih merasa tidak mempunyai kemampuan yang sebagus rekan pelayanan yang lain. Caraku dalam bermain alat musik dan penguasaan chord masih sangat jauh di bawah rekan pelayanan yang lain, tetapi entah mengapa, kok, Tuhan masih mau memakai aku.
Image on Testify God
Melihat cerita dari temanku, aku jadi teringat akan hal itu, dan juga tersadar bahwa aku juga memiliki pemikiran yang sama. Akhirnya di akhir percakapan, kami sadar bahwa Tuhan itu bisa memakai siapa saja untuk pelayanan, dan Tuhan tidak memandang kemampuan kita, melainkan ketulusan kita. Memang harus diakui terkadang aku juga masih belum punya hati yang begitu tulus dan selalu bergumul, tetapi aku juga berusaha mencoba meluruskan niatku dalam pelayanan supaya punya motivasi yang benar.
Jadi, kalau teman-teman merasa gak layak melayani Tuhan, buang jauh-jauh pikiran itu. Kalau merasa belum punya skill yang cukup, lebih baik belajar dan mengasah diri, daripada hal itu menjadi batu sandungan kita dan selalu menjadi alasan kita supaya tidak ikut ambil bagian dalam pelayanan. Lagipula, pelayanan tidak hanya bermain musik, masih banyak bidang pelayanan yang bisa kita ambil untuk Tuhan. Karena yang terpenting, apakah motivasi kita sudah benar dalam melayani Tuhan? Tetap semangat ya guys dalam pelayanan untuk Tuhan Yesus, karena akan selalu ada hal istimewa dan mengejutkan yang Tuhan berikan saat kita punya hati yang tulus untuk melayani Dia.
Ignite People dapat merenungkan lika-liku pelayanan yang pernah-atau-sedang dialami melalui lagu di bawah ini:
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: