"Kapan terakhir kali kamu menanyakan kabar dirimu sendiri?"
Apakah Ignite People pernah mendengar (atau membaca lirik) beberapa lagu di bawah ini? Yuk, kita tes pengetahuan lagu Ignite People dulu
"Bagaimanakah kabar diriku? Baik-baik saja
Sedikit ku takjub, namun, nyatanya sudah kuduga."
"Hei, kamu, tak harus selalu tampak tangguh
Hei, kamu, menangislah, tak perlu kau malu."
"Maafkan semua yang lalu
Ampuni hati kecilmu"
Yaps, lirik pertama dikutip dari "Tutur Batin"-nya Yura Yunita, diikuti lirik dari "Hei, Kamu"-nya Aviwkila, dan "Diri"-nya Tulus. Selain tahun rilis yang sama (yaitu tahun 2022), ketiga lagu di atas juga memiliki tema yang senada. Apakah Ignite People tahu benang merah di antara lagu-lagu ini? Bagi Minbi, jawabannya adalah...
mental health matters.
Istilah kesehatan mental sebenarnya bukan hal yang baru. World Health Organization mendefinisikannya sebagai keadaan well-being mental seseorang yang memampukannya mengatasi tekanan hidup, menyadari potensi diri sendiri, belajar dan bekerja dengan baik, dan berdampak positif bagi lingkungannya. Sama halnya dengan fisik, mental kita pun bisa mengalami masa-masa sulit; jika tidak ditangani dengan tepat, kita berisiko mengalami gangguan mental—secara bertahap. Artinya, ada kalanya kita perlu memeriksakan kesehatan mental kita. Salah satunya adalah dengan bertanya pada diri sendiri, "Aku baik-baik ajakah saat ini?"
Menariknya, Alkitab pun telah mencatat kisah-kisah para tokoh dalam pergumulan iman mereka—yang tidak jarang juga berkaitan dengan kesehatan mentalnya. Daud adalah salah satunya; sebagian besar dari 150 pasal di kitab Mazmur menggambarkan naik-turunnya keadaan hidup Daud, tetapi dia tetap "menaruh kepercayaanku kepada Tuhan" (Mazmur 56:3). Elia pun demikian; dengan jujur dia mengaku di hadapan Tuhan bahwa dirinya sudah tidak sanggup menghadapi kebebalan orang Israel bahkan setelah dirinya menunjukkan kedahsyatan-Nya di tengah-tengah mereka dalam "peperangan rohani" melawan nabi-nabi Baal (1 Raja-Raja 19:1-18). Di Perjanjian Baru, kita mengenal keluarga Maria dan Marta yang berduka atas kepergian Lazarus (Yohanes 11), dan mereka pun berani mengekspresikan bahwa mereka sedang tidak baik-baik saja di depan Tuhan Yesus. Last but not least, Tuhan Yesus pun bergumul sepanjang malam di Taman Getsemani menjelang penangkapan hingga kematian-Nya di Kalvari (Matius 26:36-46), bahkan "Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah." (Lukas 22:44). Namun, yang menjadi persamaan di antara para tokoh tersebut adalah bagaimana mereka berserah penuh kepada Allah yang menjadi satu-satunya sumber kekuatan dan pengharapan mereka. Pengalaman mereka dalam pergulatan batin tidaklah mudah, tetapi ada penyingkapan baru yang Allah kerjakan yang juga menjadi berkat bagi kita: di tengah-tengah pergulatan hidup, Tuhan hadir dan memberikan kekuatan baru melalui anugerah-Nya yang melampaui akal pikiran manusia.
"Jika Tuhan mengizinkan umat-Nya mengalami masa-masa sulit bahkan menyambut mereka sebagaimana adanya mereka, siapakah kita sehingga kita merasa lebih berhak untuk menolak mereka, atau bahkan menyangkali keadaan diri sendiri yang sedang tidak baik-baik saja?
Tanggal 10 Oktober nanti akan kembali diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia. Karena itu, kami mengundang Ignite People untuk kembali membagikan kisah hidup dan perjalanan iman yang telah Ignite People alami bersama Tuhan, khususnya dalam menghadapi naik-turunnya kesehatan mental masing-masing. Kami juga mengundang Ignite People untuk berkarya bersama melalui e-magazine "Are You Okay?" yang diangkat oleh Ignite Story dalam rangka Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini (DEADLINE SUBMISSION-nya adalah tanggal 5 Oktober 2023 ke [email protected]).
Mari pancarkan pengharapan ilahi bagi mereka yang membutuhkan sentuhan Kristus.
-Minbi and Ignite Story's team
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: