She wants to have it all, I wanna break it off - Isyana Sarasvati
Kita hidup dalam dunia yang penuh ketidakpastian. Tidak pernah terbayang hari ini mungkin kita menjadi kesayangan Si Bos, besoknya justru kita malah dimarahin bahkan disebelin sama beliau. Tiba-tiba di media sosial teman-teman terdekat mulai menunjukkan prestasi ataupun acara pernikahan. Hidup yang kita jalani sekarang penuh kejutan, kalau boleh memilih, tentu kejutan yang baik-baik aja, deh!
"Jodoh gue dimana sih nyasar apa, ya?"
"Duh, yang lain udah jadi manajer, kok, gue masih gini-gini aja?"
"Kapan kebeli, ya, rumah di Menteng?"
Tiga pertanyaan di atas hanyalah sebagian dari pertanyaan yang menggelitik relung jiwa akhir-akhir ini. Berlama-lama di media sosial dan melihat teman bersama pasangannya atau sahabat bercerita tentang pekerjaan dan doi kadang membuat hidup kembali dipertanyakan. Namanya juga manusia, mencari kepastian dengan platform ramalan-ramalan mulai dari zodiak, kartu tarot sampai garis tangan (dan saya adalah salah satu manusia tersebut).
Suatu kali saya dan teman-teman sedang berkeliling di daerah kota tua di Jakarta. Suasana begitu ramai hiruk pikuk keluarga, pasangan atau teman-teman yang menghabiskan waktu luangnya di akhir pekan. Setelah makan di salah satu resto, saya melihat satu poster betuliskan "Baca Garis Tangan dan Kartu Tarot". Kebetulan harga yang ditawarkan lumayan murah (tanpa tahu harga yang tidak tertera dalam poster). Hanya panggilan dan gerak mata, kami memutuskan untuk mencoba membaca alur hidup melalui garis tangan dan kartu tarot. Tentu yang dibaca seputar masalah kesehatan, karir, keuangan dan jodoh. Untuk iseng-iseng saja pada mulanya. Pada mulanya, pikir kami. Setelah sesi berakhir, kami malah jadi kepikiran karena hampir yang diucapkan semuanya persis sama. Bahkan saya iseng bertanya di akhir sesi, "Pak, jodoh saya di mana, yak? Perlu saya share loc ga ya?"
Ada banyak cara Tuhan untuk membuat manusia kembali berbalik kepada-Nya. Entah kenapa dari semua hal yang didengarkan dan dialami, entah kenapa Tuhan menegur saya yang kelihatannya sudah tidak penuh harapan dan mempertanyakan segala rencana-rencana dalam hidup. Sang peramal (bapak pembaca garis tangan) banyak membicarakan tentang berdoa dan membaca Alkitab. Beliau tahu bahwa saya seorang Kristiani dan tidak henti-hentinya mengatakan untuk membaca Alkitab dan berdoa. Butuh waktu beberapa hari untuk mengerti dan akhirnya mengutarakan segala curahan isi hati saya tentang dunia yang begitu misterius di depan.
Beberapa waktu yang lalu, ada seorang pendeta yang mengatakan bahwa manusia hanya ingin mendengar dan mendapatkan sesuatu yang pasti dalam hidupnya, tidak jarang pada akhirnya terhanyut oleh berbagai ramalan-ramalan yang menenangkan jiwanya. Lagu "Tak 'ku tahu kan hari esok" dan renungan tadi menjadi pergolakan batin dan ragu untuk berserah sepenuhnya kepada rencana Tuhan. Ketika diri sudah mulai mempasrahkan segalanya kepada Tuhan, melihat media sosial dan beberapa kejutan yang tidak disangka kembali membuat pertanyaan besar, "Apa betul sekarang saya memasrahkan semuanya? Kok, malah jadi makin stagnan dan tidak menentu, ya?" Sifat manusiawi kembali mempertanyakan rencana agung dari Tuhan, seperti bangsa Israel yang mencobai Tuhan di Masa dan di Meriba ketika bersungut-sungut meminta air. Silakan Ignite People baca terlebih dahulu Keluaran 17:1-7 berikut ini:
Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu bertengkar dengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?" Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
Sebelum berkomentar mengenai sikap dan perilaku bangsa Israel di atas, mari kita membayangkan teriknya suasana kala itu. Persediaan air (hampir) tidak ada, tetapi perjalanan menuju Kanaan yang adalah tanah perjanjian Allah dengan nenek moyang mereka masih panjang. Padahal air adalah salah satu kebutuhan manusia, 'kan? Bangsa Israel saat itu pasti sudah lelah, dan sekilas keluhan mereka terkesan masuk akal. "Kok, perjalanannya jauh banget? Kami ini udah capek!! Ini beneran ke Kanaan enggak, sih!?" Jika membayangkan sedang berada di dalam situasi tersebut, besar kemungkinannya bagi kita juga mengikuti apa yang mereka keluhkan pada Musa.
Lalu, apa yang Musa lakukan kepada bangsa Israel, dan bagaimana tindakan Tuhan bagi mereka yang kehausan itu?
Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!" Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"
Meskipun telah menyaksikan peristiwa yang ajaib itu, bangsa Israel masih tetap tidak mengenal Tuhan yang membimbing dan mencukupkan kebutuhan mereka. Tidak hanya itu, ketika Musa ada di gunung Sinai dan tidak kunjung turun (karena menerima hukum Taurat dari Tuhan), bangsa Israel mengira Musa telah meninggal sehingga mereka "memaksa" Harun membuat ilah yang dapat disembah—dan terjadilah penyembahan patung anak lembu emas (Keluaran 32). Mereka juga masih terus mencobai Tuhan sepanjang perjalanan ke Kanaan, hingga akhirnya Tuhan menghukum mereka karena tidak percaya kepada-Nya. Kalau mengingat kisah penaklukkan Yerikho yang berlokasi di Kanaan itu, kita perlu berefleksi juga karena bukan bangsa Israel generasi pertama (kecuali Yosua dan Kaleb) yang masuk ke Kanaan, tetapi generasi kedua. Ya, generasi pertama bangsa Israel dihukum "berputar-putar" selama 40 tahun di padang gurun karena tidak percaya bahwa Tuhan sanggup menolong mereka menaklukkan orang-orang Kanaan.
Photo by Jef Willemyns on Unsplash
"Kok, ngeri, ya, kalau ikut jalannya Tuhan?"
Ignite People, ketegasan Tuhan dalam membimbing umat-Nya juga dibarengi dengan kasih-Nya yang penuh kesabaran dan kesetiaan. Itulah sebabnya, kita perlu terus bergantung penuh kepada Tuhan seperti ranting anggur pada pokok anggur untuk memahami kehendak-Nya dan taat serta percaya bahwa rencana-Nya mendatangkan kebaikan "bagi orang-orang yang mengasihi Dia (Tuhan), yaitu yang terpanggil sesuai rencana-Nya." (Roma 8:28) (sila baca Reconnecting Life dari Kak Yohanes Sung - ed.)
Mungkin ketika Ignite People membaca tulisan ini, ada yang merasa senasib sepenanggungan lalu bertanya-tanya, "Apa, sih, yang ingin Tuhan lakukan buat hidup saya?" Jika kamu si pembaca tersebut, selamat! Kamu ga bergumul sendirian, kok! Kalau boleh jujur, saya sendiri pun sebenarnya juga tidak tahu apa yang ingin Tuhan perbuat dalam hidup saya dan misteri apa yang menanti di depan, tapi ketika saya menjadi tidak sabar terhadap hari esok, saya berusaha untuk tenang dan mendengarkan lagu rohani. Layaknya menonton drama atau film, penulis naskah kehidupan kita, Tuhan Yesus Kristus, penulis yang hebat dan telah banyak berkarya dalam diri semua manusia ciptaan-Nya. Yakin dan percaya bahwa perjuangan teman-teman semua dan saya tidak akan menjadi sia-sia dan apapun kejutan yang diberikan.
Jadi, ketika melihat keadaan di sekitar dan rasanya kita tertinggal banyak hal, tidak semua hal harus kita miliki saat itu juga, tenangkan diri dan tarik nafas yang dalam dan mulai jalani hidup dengan penyertaan Tuhan layaknya maraton serial dalam setiap musim kehidupan.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: