Hidup dalam agenda Allah

Best Regards, Live Through This, 23 January 2023
Hidup dalam agenda Allah memperlihatkan bahwa setiap orang ada masanya dan perannya, setiap peran ada karya-Nya, setiap karya-Nya dibangun bersama oleh satu tubuh

“Saya tidak bisa, tugas-tugas saya sudah banyak harus buat laporan ini itu dan yang lainnya.”

Kira-kira seperti itulah jawab saya pada kepala sekolah yang meminta saya untuk menjadi wali kelas. Penolakan saat itu didasarkan alasan yang tidak dapat dibantah karena selain mengajar di sekolah, saya juga memiliki tugas penting di dalam tim. Alhasil saya dapat menyelamatkan diri dari bertambahnya kesibukan yang menyita me time (efek jadi orang introver 😁). Meskipun demikian, tidak dapat disangkali bahwa ada pertanyaan dan pernyataan yang terbesit dalam hati seperti, “Kenapa ditolak? Kau dapat melakukannya dan inilah alasan kehadiran dirimu di sini," tetapi saya mengabaikannya. Yah, berhasil menyelamatkan diri dari kesibukan yang bertambah justru menggelisahkan sepertiga malam saya dengan firman Tuhan yang begitu jelas; saya diingatkan kembali oleh perenungan firman Tuhan yang pernah saya dapatkan pada 2019 silam melalui sebuah kalimat, “Jeane, dirimu dikaruniai untuk berkarya.” Momen itulah yang mendorong saya untuk mengambil tugas sebagai wali kelas, sebuah tanggung jawab yang awalnya saya anggap sebagai beban tambahan.


Photo by tru on iStock Seiring berjalannya waktu, mungkin Ignite People sudah dapat menebak bahwa saya bukan hanya menjadi wali kelas, tetapi juga sangat menikmati semua job desk yang ada. Tidak hanya itu, kesediaan pada tanggung jawab baru ini juga mengasah kemampuan-kemampuan baru yang Allah berikan kepada saya. Hal ini pula membawa saya pada pekerjaan yang lebih besar di tempat baru. Di akhir semester, saya menyadari bahwa melalui kejadian ini Allah sedang menjamah saya dengan kesadaran akan hidup dalam agenda Allah berarti sedia merengkuh kehendak-Nya dan melepas "keakuan" saya. Itulah agenda Allah bagi peran saya untuk masa dan orang-orang saat itu tentunya bersama para guru lainnya yang turut bekerja sama memberi cahaya agar mereka yang membutuhkan dapat memiliki harapan akan hari depan. 

Ignite People mungkin juga pernah memiliki pengalaman yang sama: sama-sama pernah menolak suatu tugas/pelayanan, walaupun hati begitu bergairah ingin segera berkarya tetapi teringat bahwa sebuah tanggung jawab juga menuntut diperlukan pengorbanan (waktu, tenaga, pikiran… Yah, Ignite People  dapat menambahkannya sendiri). Mungkin Ignite People juga pernah atau sedang bergumul dengan kegelisahan setelah menolak tanggung jawab tersebut dengan berbagai alasan; tidak jarang pula Ignite People jadi diingatkan oleh untaian firman Tuhan agar segera menerima dan mengerjakan tugas tersebut, bukan menolaknya. Yah, ternyata ada kalanya kita menjadi dilema atas pilihan yang diambil, karena tidak seorang pun yang tahu apa dampak dari pilihan tersebut.


Photo by Dima Berlin on iStock 

Mari, kita lihat bersama dari firman Tuhan yang bergema di sepertiga malam saya kala itu, tepatnya mengenai tokoh Bezaleel dan Aholiab (Keluaran 35:30-35; 36:1-7) yang dikaruniai Allah dengan kemampuan-kemampuan dalam mendirikan Kemah Suci. Pada masa itu, Allah memang memberikan kepercayaan kepada Musa untuk memimpin bangsa Israel dan memberikan petunjuk untuk mendirikan Kemah Suci tersebut, tetapi Allah—secara khusus—menunjuk Bezaleel dan Aholiab dalam pengerjaan pembangunannya. Tidak ada catatan yang lain tentang Bezaleel dan Aholiab selain ketika mereka dipilih dan diangkat untuk pengerjaan Kemah Suci. Alkitab tidak mengisahkan kehidupan mereka, baik tentang masa lalu maupun kehidupan mereka setelah pekerjaan Kemah Suci diselesaikan. Namun, yang dapat diketahui ialah Allah memilih dan memenuhi mereka dengan Roh Allah yang memberikan keahlian, pengertian, dan pengetahuan kepada Bezaleel dan Aholiab. Semuanya ini adalah paket lengkap dari Allah dalam pembuatan Kemah Suci.

Lalu apakah Allah hanya memakai Musa sebagai pemimpin orang Israel? Apakah Allah hanya memberikan karunia bagi Bezaleel dan Aholiab? Apakah hanya mereka bertiga yang memiliki peran dalam mengerjakan proyek pembangun Kemah Suci? Tentu tidak. Musa tidak mungkin dapat menjalankan perintah Allah untuk mendirikan Kemah Suci tanpa kehadiran Bezaleel dan Aholiab. Bezaleel dan Aholiab pun tidak akan sanggup mengerjakan semuanya tanpa bantuan dari setiap orang yang ahli yang dalam hatinya telah ditanam Tuhan dengan keahlian dan yang hatinya digerakkan oleh Allah untuk datang melakukan pekerjaan itu (Keluaran 36:2). Mereka pun tidak akan dapat memulai pekerjaan tersebut tanpa persembahan yang dibawa oleh orang Israel. Pada Keluaran 36:3-7 menuliskan bahwa orang Israel membawa banyak persembahan malahan lebih banyak dari yang diperlukan. Musa sampai harus mencegah rakyat agar tidak lagi membawa persembahan. Semua ini menunjukkan bahwa rakyat begitu antusias untuk terlibat dalam proyek pembangunan Kemah Suci. Mereka semua bekerja bersama demi menyukseskan Kemah Suci tempat Kudus Tuhan.



Ignite People, Kemah Suci memiliki tiga arti penting. Pertama, Kemah Suci menyatakan kehadiran Allah supaya orang Israel dapat beribadah kepada Allah (Keluaran 25:8; 29:42-43). Kedua, Kemah Suci menjadi tempat Allah menyatakan diri dan kehendak-Nya kepada orang Israel melalui Musa. Ketiga, Kemah Suci juga menjadi tempat terdapatnya hukum Tuhan. Ini semua menunjukkan kasih Allah dalam menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya; tidak hanya membawa orang Israel keluar dari perbudakan di Mesir, tetapi juga dengan adanya rancangan pembangunan Kemah Suci. Dengan kata lain, pembangunan Kemah Suci tersebut juga menceritakan agenda Allah sekaligus kisah kasih-Nya.

Kisah kasih Allah terus berlanjut dari Perjanjian Lama pada Perjanjian Baru, dan mencapai puncaknya saat Yesus Kristus, Sang Anak Allah, mengosongkan diri-Nya menjadi manusia untuk menebus dosa mereka (dan kita) melalui kematian-Nya di kayu salib. Kisah kasih Allah ini tidak berhenti pada kematian Kristus, tetapi berlanjut pada kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga, serta melalui pemberitaan Injil yang dilakukan para murid yang setia dengan penyertaan Roh Kudus—hingga kepada kita. See? Ignite People dan saya juga dipanggil turut masuk dalam agenda Allah. yaitu menjadi pengikut Kristus yang berkarya melalui perannya masing-masing di sisa hidup kita saat ini dan untuk memulainya terlebih dahulu kita harus memahami kisah besar dari kasih Allah. 

Ignite People, hidup dalam agenda Allah memperlihatkan setiap orang ada masanya dan perannya, setiap peran ada karya-Nya, setiap karya-Nya dibangun bersama oleh satu tubuh (1 Korintus 12). Penulis buku Unfinished yang bernama Richard Stearns menyatakan bahwa dalam agenda kasih-Nya pada manusia, Allah menyusun strategi dengan mengorganisasi para murid-Nya ke dalam satu tubuh yang mengakibatkan sebuah reaksi berantai yang memiliki arti penting di kemudian hari. Nah, di akhir tulisan ini, ada dua pertanyaan yang saya kutip dari Richard Stearns untuk membantu kita menghidupi agenda Allah:

1. Bagaimana kita bisa masuk secara tepat ke dalam kisah menakjubkan dari kasih Allah?

2. Bagaimana kita dapat melayani Tuhan hari ini, di tempat ini?

Melayani Tuhan dengan menjadi jawaban atas kebutuhan sesama atau menghasilkan karya tidak harus  dimulai dengan hal-hal yang besar, tetapi gunakanlah yang ada di tangan kita saat ini, lihatlah dan tangkap setiap kesempatan. Tidak lupa membuka hati untuk menerima kehadiran pengikut Kristus lainnya dalam kesempatan tersebut. 


Photo by Malcolm Lightbody on Unsplash 

Ada peribahasa Afrika yang berkata, “Jika anda ingin berlari cepat, berlarilah sendirian. Jika anda ingin berlari jauh, berlarilah bersama-sama.” Jadi, mari kita bekerja sama dalam mewujudkan agenda Allah bagi dunia sebab tujuan hidup orang percaya juga sama yakni menjadi pengikut Kristus yang bersinar melalui beragam cara yang dikehendaki-Nya.

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER