“Siapa itu yang jadi singer?” “Wah, yang di-shoot mbak ini terus, cantik sih!” “Lho, kameranya agak miring ya?”
Kecanggihan teknologi patut kita syukuri. Meski tidak bisa hadir secara fisik ke gedung gereja, kita masih bisa melaksanakan ibadah secara online di rumah. Tentu banyak pergumulan gereja dalam mewujudkan ini. Bagaimana teknisnya, kapan akan melakukan rekaman, alat-alat apa saja yang dibutuhkan? Bagaimana petugasnya, berapa orang yang akan bertugas, bukankah jika terlalu banyak orang kita akan didatangi karena berkerumun dan tidak melakukan physical distancing? Juga bagaimana persembahannya, apakah bisa ditransfer ke rekening gereja? Yang terpenting, bagaimana pelaksanaannya?
Pelaksanaannya pun menjadi pergumulan setiap keluarga, juga pribadi. Apakah akan diputar melalui televisi yang layarnya lebih besar dan tampak oleh semua? Apakah kita ikut bernyanyi walau hanya sendiri? Apakah kita harus berdiri atau duduk? Apakah kita boleh tidak mandi? Apakah kita harus mengenakan pakaian yang rapi seperti kita biasa datang ke gedung gereja? Beberapa pergumulan ini bisa dijawab sendiri dalam hati, ya.
Kita melihat di media sosial, teman-teman maupun saudara-saudara kita membagikan foto ibadah keluarga. Manis sekali. Biasanya bapak bekerja di luar kota, kakak kuliah di luar kota, misalnya. Namun ketika semua harus bekerja dan belajar dari rumah, bisa beribadah bersama tentu menjadi hal yang bisa disyukuri di tengah pandemi. Untuk yang beribadah online di kos juga tidak merasa sendiri karena pada waktu yang bersamaan, banyak umat Tuhan juga beribadah walau di tempat yang berbeda-beda. Bersyukur lagi.
Sudah satu bulan, bahkan lebih, kita beribadah secara online. Ada yang semakin sudah semakin rindu untuk beribadah secara offline tapi tidak sedikit juga yang mulai terbiasa dengan cara baru ini. Bahkan ada yang ibadah empat kali dalam satu hari, haus sekali akan firman Tuhan pastinya. Tak berlebihan kalau kita bilang pandemi ini membuat orang semakin saleh.
Mari kita tilik lagi ibadah kita. Yang bersama keluarga barangkali kerap mendengar hal berikut.
“Siapa itu yang jadi singer?”
“Wah, yang di-shoot mbak ini terus, cantik sih!”
“Lho, kameranya agak miring ya?”
Yang beribadah sendiri pun sama. Apalagi kalau menggunakan handphone sering terdistraksi dengan pop-up notification, pesan dari pacar atau diskon di aplikasi online shopping barangkali. Tergoda untuk membuka notifikasi itu?
Ketika dulu kita ibadah di gedung gereja, biasanya ada imbauan untuk mematikan handphone selama ibadah. Tentu ini dimaksudkan untuk kita sama-sama saling memahami bahwa kita hadir karena akan bertemu dengan Dia. Bayangkan kita akan berjumpa dengan orang yang sangat penting, tak ingin ada gangguan dalam perjumpaan itu, bukan? Tidak hanya penting, Pribadi yang akan kita temui ini adalah kudus, Ia Tuhan kita. Benarkah kita akan melakukan hal lain sembari kita menemuiNya?
Ingat kisah Marta dan Maria?
Dalam Lukas 10:39-42 tertulis Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”
Tuhan sendiri mengatakan hanya ada satu yang perlu, yaitu mendengarkan perkataan-Nya, tak peduli hal lain yang menyibukkan kita meski itu melayani Dia.
Apa yang menyebabkan kita sering hilang fokus kepada Dia? Apakah kita kurang menempatkan Tuhan di atas keperluan kita? Ataukah kita malahan belum paham bahwa Dia adalah yang paling kita perlu? Bila ya, pahamilah.
Ada perbedaan besar antara “ibadah online” dan “nonton ibadah online”. Kalau kita benar-benar ingin bertemu dengan Tuhan, apapun keterbatasan dalam pertemuan itu, pasti kita akan menghargainya, bukan berkomentar dan saling membahas kekurangan yang ada. Yang penting kita bisa berjumpa denganNya! Kalau kita benar-benar rindu pada Tuhan, kita tak akan menghiraukan hal lain termasuk notifikasi-notifikasi yang menarik hati. Dia lebih memikat hati!
Lagi pula, rugi jika kita hanya “nonton” ibadah online! Satu, rugi kuota internet. Dua, rugi kesempatan bertemu Pribadi paling penting dalam hidup kita.
Selamat berjumpa dengan Tuhan dalam setiap ibadah kita, bukan hanya di hari Minggu tapi juga ibadah kita sehari-hari. Semoga ibadah-ibadah kita berkenan bagi-Nya.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: