Di tahun ini, semoga hidup kita menjadi lebih berarti bagi seseorang.
Memasuki tahun yang baru, setiap orang tentu memiliki pelajarannya masing-masing. Setiap orang tentu juga sudah memiliki goals yang ingin diraih di tahun 2020 ini. Tahun 2019 yang baru telah lewat, saya yakin tidaklah mudah untuk dilalui bagi banyak di antara kita, suka dan duka hidup datang silih berganti. Ada goal yang belum terwujud, ada banyak air mata kesedihan walau tentu saja di tengah itu semua, kita tetap bisa melihat kasih Tuhan.
Berbicara soal U-turn tentu bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan. U-turn berarti berbicara soal bagaimana membelokkan rencana kita sesuai dengan kehendak Tuhan yang tentu itu tidak mudah. Ketika kita merasa gagal mengerjakan rencana kita, maka di saat itulah Tuhan sedang mengerjakan rancangan-Nya untuk membuat kita berbalik haluan dengan cara-cara yang sering kali menyakitkan bagi kita. Seringkali kita bebal, mengabaikan peringatan atau begitu menutup hati dan telinga sehingga tidak bisa mendengar Tuhan berbicara.
Saya pribadi tidak membuat resolusi atau goal khusus yang harus diraih di tahun 2020. Tahun-tahun sebelumnya, saya termasuk rajin menulis apa yang ingin saya lakukan di tahun yang baru. Tapi tahun ini saya tidak terlalu memikirkan itu semua. Bukan karena saya putus asa, tapi saya merasa sepertinya hal tersebut yang terbaik saat ini. Saya tetap memiliki pengharapan, itulah yang menjadi kekuatan saya menjalani hidup.
Tahun 2019, Tuhan banyak menghancurkan rencana-rencana saya, tapi saya tetap mau percaya bahwa rancanganNya yang terbaik. Pada masa-masa itu pun saya mengerti bahwa Dia, Allah yang tidak berubah, kasih setiaNya dari dulu hingga selamanya. Kendati saat ini saya tidak mengerti tapi saya tetap percaya kelak akan mengerti rancanganNya yang tentu baik bagi saya.
Tahun 2019, Tuhan membuat saya mengerti bahwa Tuhan mengasihi saya dengan cara yang tidak saya bayangkan. Tuhan bisa membelah sungai untuk Musa, membuat Sara mengandung di usia tua, dan mengubah air menjadi anggur. Namun, saya bukan Sara maupun Musa. Tuhan yang sama, tidak harus melakukan mukjizat yang sama terhadap saya. Jika Dia tidak melakukan seperti yang saya harapkan, bukan berarti Dia berhenti mencintai saya.
Seringkali orang Kristen mengartikan kasih Tuhan dengan terjawabnya doa-doa seperti yang diinginkannya. Tak jarang pula, kita menganggap orang yang mendapat jawaban ‘tidak’ atas doa-doanya adalah orang yang dimurkai Tuhan. Kita sibuk menghakimi dan berasumsi tentang jawaban doa dari Tuhan. Namun, kasih Tuhan lebih besar dari itu semua.
Doa orang yang dijawab ‘tidak’ oleh Tuhan bukan berarti dia orang yang jahat atau tidak bijak dalam meminta. Hanya saja, Tuhan punya rencana yang lain, bisa jadi rencanaNya jauh lebih besar. Manusia kerap kali gagal untuk melihat hal itu, kita akan lebih sering melihatnya dari sudut pandang yang negatif. Kita tidak mampu melihat bahwa rencana Tuhan jauh lebih besar dari itu semua, karena pikiran kita yang terbatas. Kita tentu akan lebih mudah menghakimi dengan kata-kata memojokkan yang dikemas dengan ‘rohani’ bila melihat kegagalan dalam diri orang lain, padahal bisa jadi Tuhan sudah menyiapkan sesuatu yang lebih besar.
2020, mari kita jalani dengan menyikapi dengan bijak hal-hal menyakitkan di 2019 serta percaya pada pemeliharaan dan kasih setiaNya. Sembari menantikan janji-janji Tuhan, sembari mengejar mimpi-mimpi kita, kiranya Tuhan memberi beban dalam hati kita untuk peduli kepada sesama. Setiap rasa sakit yang kita alami, Tuhan bisa pakai untuk kita menjangkau dan menghibur yang terluka, bukan untuk membandingkan keadaan kita dengan orang lain. Setiap sakit yang kita alami, kiranya membuat hati kita lebih besar lagi untuk menopang orang lain. Di tahun ini, semoga hidup kita menjadi lebih berarti bagi seseorang.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: