Ngomongin soal dark jokes memang ga ada abisnya, apalagi nontonin orang-orang pro-kontra yang debat soal itu. Tapi biar pikiran kita lebih terbuka, kayanya mesti baca dulu dua artikel ini yang ngulik banyak soal dark jokes supaya kita ga salah sangka sama komedi gelap karena lupa bayar listrik, muehehehehehe.
(https://ignitegki.com/article/1210-life-is-a-dark-jokes by Priska)
(https://ignitegki.com/article/1208-dark-jokes-bukan-tentang-paman-coki by Victor)
Nah, dari dua artikel di atas, kayaknya kita udah clear ya soal definisi dan makna dari dark jokes, tapi kalau ngomongin dark jokes kurang lengkap kalau kita ga bahas dari empunya Pencipta Dark Jokes. Siapa lagi kalau bukan Allah Sang Pencipta kita yang beberapa komedinya tercatat di Alkitab? WEITTSS, kok bisa-bisanya komedi gelap juga ciptaan Allah, ya!? Ha soalnya manusia yang nyiptain dark jokes juga ciptaan Allah. Gak gak, bukan itu kok. HEHE.
Sebenernya di Alkitab kita ada beberapa jokes juga kok yang implisit, dan beberapa bisa tergolong sebagai dark jokes yang dilakukan Allah atau respon dari tindakan Allah. Biar saya ga keburu dinyinyirin, mending langsung kita cekidot dari peristiwa air bah pada zaman Nuh (Kejadian 6:5-7). Teks selengkapnya bisa dibaca sendiri, ya, tapi coba kita soroti ayat 6-7,
"maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. Berfirmanlah TUHAN: "Aku akan menghapuskan manusia yang telah Kuciptakan itu dari muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang-binatang melata dan burung-burung di udara, sebab Aku menyesal, bahwa Aku telah menjadikan mereka."
Sek sek, coba baca Kejadian 1:31a, "Maka Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik." Lah gimana pas baru diciptain bilangnya baik, tapi malah nyesel trus dimusnahkan pakai air bah? Terus nih terus, abis ngasi air bah eh Allah juga nyesel karena ngasi air bah. Nih, buktinya ada di Kejadian 8:21b,
"Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan."
Disadari atau tidak, kita pasti langsung kepikiran, "Allah kok, bisa nyesel ya... Allah kok, blunder ya..." Oke, kita simpen dulu mblunder-nya ini, yak. Jadi gini, kita orang Kristen itu kalau baca Alkitab kan dibaca. Nah, kalau orang Yahudi baca Taurat itu didaraskan—semacam membaca dengan nada. Teks ini memang bisa tergolong sebagai jokes di dalam Taurat, dan kalau dari cerita dosen Yudaika umat yang mendengar teks semacam ini bakal spontan tertawa. Eh, tapi ini bukan berarti mereka menghina Allah, namun ini bagian dari relasi Pathos (relasi timbal balik antara manusia dengan Allah, kata ini juga menjadi akar kata dari empati dan simpati). Pathos ini relasi yang cair dan 'gregetan' (perpaduan antara bahagia, sedih, marah, dan macam emosi lainnya) antara Allah dengan manusia dan juga sebaliknya.
Lalu pikiran "nakal" saya jadi kepikiran, mungkin aja Allah ketika mengucapkan penyesalannya kepada Nuh karena telah memberikan Air Bah; mungkin aja Doi nyengar-nyengir, sementara Nuh senyum tipis-tipis nahan ketawa. Iya sih, kita—orang Kristen—memang sulit untuk menerima ini karena kalau dari pengalaman saya pribadi yang udah 24 tahun jadi Kristen (dari lahir udah dibaptis soalnya muehehehe), kita ini diajarkan relasi dengan Allah yang terlalu kaku.
Gimana gak kaku? Mau ke gereja aja kita udah dikekang dengan aturan berpakaian harus begini-begini. Belum lagi kalau tugas di gereja mesti pake pakaian yang begini lagi (pakaian sales magang), eh masih ditambah lagi sama ajaran-ajaran yang udah tertanam dari sekolah minggu yang bikin kita punya mindset soal Allah itu nyeremin yang dikit-dikit ngasi hukuman kalau kita salah. Padahal kita beribadah itu yang penting gimana kesiapaan hati kita, pakaian bakal ngikutin sendiri kok gimana "layaknya" kita bersekutu dengan Tuhan.
Di sisi lain, kita sendiri tahu kalau Allah kita itu penuh kasih, yang ternyata juga suka bercanda. Allah pun juga "belajar", "belajar" mengubah caranya dalam mengingatkan umat-Nya yang menyimpang. Allah kita tidak akan lagi memberikan "air bah". Ya, memang jokes Allah yang memberikan air bah memang sangat ekstrim, tapi bukan berarti Allah sudah kehilangan jokes-Nya. Ya contohnya gini, terkadang Dia memberikan kita rasa nyaman kepada orang yang kita kira adalah jodoh dan the one kita, tapi ternyata doi hanyalah pembelajaran bagi kita untuk lebih dewasa dalam mengikhlaskan apa yang bukan milik kita.
Ya, terkadang komedi-komedi Allah memang menjengkelkan dan terasa kejam buat kita ketika kita sedang mengalami pergumulan tersebut, tapi toh suatu saat kita bisa menyadari "maksud" Allah, yang akhirnya kita bisa menertawakan masa suram kita yang lalu. Menertawakan komedi Allah yang kadang juga "gelap". Walaupun demikian, komedi tetaplah komedi, di saat bersamaan membuat kita tertawa dan merenung. Jadi jangan sungkan-sungkan untuk menertawai kehidupan ini. Mengapa?
Karena Allah kita adalah Allah yang chill dan penuh kasih. Maka sebagai umat-Nya, marilah kita menjadi pribadi yang juga chill dalam menjalani kehidupan dengan tetap menjadi kasih, sekalipun—terkadang—terasa sesak untuk melakukannya.