MARI KITA RAYAKAN KEHIDUPAN INI!

Best Regards, Live Through This, 09 February 2021
Kalau kita ribut dengan customer, walau kita menang maka customer akan lari (pindah ke tempat lain) Kalau kita ribut dengan keluarga, walau kita menang maka hubungan pasti akan menjadi renggang Kalau kita ribut dengan pasangan, walau kita menang maka rasa sayang pun akan berkurang Jadi ribut dengan siapapun, walau kita menang, sebenarnya kita kalah Jadi berpikirlah sebelum kamu ribut dengan seseorang

           Masing-masing manusia memiliki tombol pembangkit amarahnya masing-masing, yang tentunya beda-beda, tidak bisa digeneralisasi. Ada yang bila masalah “dapur” (dibaca: kekuatan finansial) nya di utak atik akan langsung tersinggung, ada juga yang bila disenggol terkait suatu “habit” tertentu bisa juga menciptakan pertengkaran hebat, dan lain-lain. Terkadang hal – hal tersebut pun justru kita alami dengan orang yang sangat dekat dan sangat kenal / karib dengan kita (dibaca: bisa saja dari keluarga inti kita), itulah yang menjadikan kita makin kecewa dan bisa saja jika kita “mengijinkan” jangka panjangnya kita bisa mengalami kepahitan. Kebanyakkan dari mereka itu adalah manusia – manusia yang sebenarnya dalam lingkaran “insecure”, kenapa bisa dikatakan “insecure”? Karena kebanyakkan dari mereka itu jika diluaran itu tampil lebih ramah dengan orang lain, sebagai “panggung” nya mereka didalam men -“show off”- kan sisi baik nya mereka, dan itu sangat MEMUAKKAN! Walaupun dilain sisi nya adalah KASIHAN juga! Kelebihan dari kebanyakkan mereka adalah jenis – jenis manusia yang selalu “ready to answer” dan pintar ngomong (pandai meyakinkan, kuat dalam hal meng – influence orang-orang).


            Hal diatas sebenarnya jika terjadi dalam kurun waktu yang panjang maka akan sangat menguras energi, membuang waktu dan bisa saja mendatangkan penyakit (yang seharusnya bisa dihindari). Sangat-sangat tidak worth it! Lebih baik energi dan waktu yang ada dimanfaatkan untuk berfokus pada karya-karya dan atau berinovasi pada pekerjaan-pekerjaan kita.

               Bagaimana cara kita (jika sehari-hari) dituntut menghadapi dan atau meng-handle orang-orang yang seperti itu? Jika kita menilik salah satu ayat dari Amsal 15 : 1, yaitu “Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah”. Maka adalah penting dan sangat krusial untuk kita didalam menguasai seni berkomunikasi dengan sesama manusia. Karena seringkali, didalam banyak kasus, cara penyampaiannya dan atau waktunya itu tidak tepat, sehingga pesannya tidak bisa tersampaikan sesuai dengan harapan.


Merayakan kehidupan ada kalanya harus mengalah. Mari, bersama-sama kita menjalani hidup kita dengan senantiasa menyertakan tuntunan-Nya. (AZ)


LATEST POST

 

Respons terhadap Progresive ChristianityIstilah progresive Christianity terdengar belakangan ini. Ha...
by Immanuel Elson | 19 May 2024

 “…. terpujilah kebijakanmu dan terpujilah engkau sendiri, bahwa engkau pada hari...
by Rivaldi Anjar | 10 May 2024

Tanpa malu, tanpa raguTanpa filter, tanpa suntinganTiada yang terselubung antara aku dan BapaApa ada...
by Ms. Maya | 09 May 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER