Amsal 4:23 (TB) Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan. Proverbs 4:23 (NKJV) Keep your heart with all diligence, For out of it spring the issues of life.
Kita pasti sadar, bahwa 'kata hati' di dalam kehidupan kita ini kayaknya krusial banget dan mendengarnya saja kadang menimbulkan banyak perasaan dan kenangan yang ada di hati masing-masing.
Contohnya yang paling gampang, waktu kita mendapat apa yang kita mau, sudah pasti hati kita senang, penuh bangga, dan bahkan bisa membuat hati orang lain pun ikutan senang. Di satu sisi juga, jika kemalangan atau kedukaan datang, lebih membuat hati terenyuh dalam jangka waktu yang panjang.
Jadi, sepertinya kita bisa sepakat bahwa 'hati' itu emang segitu besar maknanya dalam hidup kita.
Di Alkitab (LAI) kalau dihitung ada kurang lebih 678 ayat yang terdapat kata 'hati' di dalamnya. Wow, banyak juga ya! Berarti 1 kata 4 huruf ini cukup menghiasi indahnya kalimat-kalimat di Alkitab.
Tapi dari sekian banyak ayat itu, memang ada 1 ayat yang sangat mengena di hatiku, yaitu kata 'hati' di Amsal 4:23:
Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.
Photo by Giulia Bertelli on Unsplash
Dan, memang ini benar-benar besar relevansinya ketika aku sendiri mengalami 'kesendirian' dalam arti begitu banyak yang tidak percaya denganku, tidak menyukaiku dengan berbagai konteks, bahkan menolak keberadaanku dengan terus-terang. Ketika mengalami itu semua, aku cukup sedih dan gundah gulana. Aku salah apa? Aku kurang apa? Sepertinya, hidup ini tidak berarti karena tanggapan-tanggapan orang lain.
Namun, Alkitab menghibur sekaligus menegurku dengan ayat itu: "Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan".
Roh Kudus menolongku untuk mengerti dan melakukan refleksi diri, "Kenapa aku harus berusaha membuat orang lain menerimaku, ketika aku sendiri tidak menjaga hatiku dan hatiku tak memancarkan kehidupan yang Tuhan inginkan?" Ternyata selama ini aku salah besar. Aku tidak mengasihi hidupku sendiri dengan tidak menjaga hatiku dari hal-hal buruk. Aku justru membuka pintu selebar-lebarnya agar hatiku terpuruk dan sakit, lalu kupendam sendiri.
Aku pun menghubungkannya dengan kesehatan mentalku, bahwa... ya itu semua karena aku tidak menjaga hatiku dengan segala kewaspadaan. Kewaspadaan dari distraksi sosial media, tanggapan orang lain yang melihat aku harus sempurna, bahkan tidak mengindahkan keberadaanku sendiri.
Photo by Priscilla Du Preez on Unsplash
Sejak saat itu, aku mengurangi kadarku untuk tahu bagaimana orang memandangku. Aku merawat hatiku, menjaga hatiku, menabur apa yang baik, membuka diri untuk belajar dari banyak inspirasi dan teladan dalam hidup, juga dari orang sekitar, dan tentu mengisi hatiku dengan petunjuk-Nya sehingga aku bisa waspada untuk banyak hal yang meninggikan ego dan kedaginganku.
Prinsipku saat ini adalah aku mau melakukan semua hal dengan hatiku. Apa yang aku cintai, apa yang aku sukai, apa yang akan kuberi untuk Tuhan dan orang lain, aku berikan dari hatiku tanpa harus banyak mempedulikan tanggapan orang lain. Kemudian hidupku lebih berguna dan sangat menyenangkan untuk aku lalui.
Orang yang awalnya menolak dan mengacuhkanku juga tidak memperlakukanku begitu lagi.
"Apa yang dilakukan dari hati akan sampai ke hati."
Ini bukan kalimat yang aku buat sendiri. Aku sering membacanya, namun perenungan ini murni dari pengalaman dan perjuanganku atas kesehatan mental dan kemenangan hati yang selalu kujaga.
Untuk teman-teman yang membaca, semoga kalian mendapat faedahnya dari ratusan kalimat yang kutabur ini. Jaga hatimu dan nikmati perjalanan hidupmu dengan kebaikan dan ketulusan hatimu. Allah Sumber Kehidupan menuntunmu.
Love from heart,
Vany
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: