Karena itu, saudara-saudara demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah; itu adalah ibadahmu yang sejati. Roma 12 :1
Di jaman yang serba bebas ini, ada banyak keleluasaan yang makin merebak. Dulu tabu, kini menjadi hal yang biasa saja. Seorang bapak sampai memperbolehkan anak laki-lakinya masturbasi asal tidak melakukan seks bebas atau menghamili anak orang.
Bapak tersebut mengatakan demikian kepada anaknya tak lain karena di media sudah banyak sekali tayangan maupun gambar vulgar yang bisa memicu nafsu seksual. Toh, di Alkitab tidak ada ayat yang secara eksplisit melarang praktek masturbasi. Namun benarkah hal ini sesuai dengan isi hati Tuhan? Benarkah standar kekudusan bisa diturunkan sejalan dengan turunnya standar moral dunia?
Sebelum kita melihat apa kata Alkitab mengenai masturbasi. Mari kita melihat apa sebenarnya faktor yang dapat menyebabkan orang melakukan masturbasi.
1. Dorongan seksual yang diberi makan dengan pornografi
Manusia memiliki dorongan seksual dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian dorongan seksual yang telah ditetapkan sejak kita lahir dan bagian dorongan seksual yang dapat menggembung seperti “balon gas”. Pornografi akan membuat dorongan seksual menjadi besar dan tidak terkendali sehingga menyebabkan seseorang bisa melakukan masturbasi.
2. Rasa tidak aman dan kepedihan hati
Perasaan tidak aman dan kepedihan hati ini bisa bermula dari perasaan takut ditolak, perasaan tidak berharga, dan bahkan perasaan tidak pantas untuk dicintai. Perasaan tidak pantas untuk dicintai menyebabkan seseorang lebih memilih masturbasi dibandingkan memiliki hubungan yang riil dengan wanita atau pria yang sebenarnya.
3. Pelecehan seksual
Orang yang dahulu pernah dilecehkan secara seksual bisa membuat orang yang pernah merasakan kenikmatan hingga kecanduan untuk melakukannya lagi.
4. Lingkungan dan pergaulan yang tidak baik.
Awalnya tidak tahu, menjadi penasaran, lalu mencoba. Pola semacam itu salah satunya karena pengaruh dari lingkaran pertemanan. Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan baik, kata Firman Tuhan. Agaknya itu terbukti kerap terjadi di dunia ini.
5. Penemuan dini kepuasan dari genital yang menjadi kebiasaan.
Perkembangan seksual pada anak telah dimulai sebelum lahir dan tingkah laku seksual segera setelah lahir pada 15 bulan. Bila kesenangan akibat masturbasi ini terus menerus dilakukan maka masturbasi menjadi suatu kebiasaan dan menimbulkan keresahan ketika mulai berhenti.
Apa Kata Alkitab Tentang Masturbasi?
Nah, setelah melihat faktor penyebab masturbasi, sekarang mari kita melihat kata Alkitab tentang masturbasi. Orang Kristen seringkali menjadikan Kejadian 38: 8-10 untuk menentang masturbasi. Bahkan masturbasi seringkali disebut juga dengan onani yang dianggap berasal dari nama Onan. Namun, sebenarnya Onan sendiri melakukan hubungan seksual tetapi mengeluarkan sperma di luar kelamin wanita dan Onan dihukum oleh Tuhan. Jadi kita tidak bisa menjadikan Kejadian 38:8-10 sebagai dasar Alkitab yang menentang masturbasi.
Namun, ada ayat-ayat Alkitab yang dengan jelas memaparkan tentang hubungan seksual seperti apa yang Allah kehendaki. Di dalam Kejadian 1:28, Allah menjelaskan bahwa Allah memberi manusia kebutuhan seksual supaya manusia dapat menggenapi perintah Allah untuk beranakcucu, memenuhi dan menaklukkan bumi. Allah menutup perintah dengan menyatakan bahwa Ia melihat segala sesuatu yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik (ay. 31). Jadi sebenarnya kebutuhan seksual bukanlah penyebab dosa dan bahkan bukan dosa.
Manusia juga sudah diberitahu oleh Allah bagaimana dan di mana manusia bisa menyalurkan kebutuhan seksual, yaitu dalam hubungan pernikahan antara satu laki-laki dengan satu perempuan yang tertulis secara jelas di dalam Kejadian 2:24 dan 1 Tesalonika 4:3-6. Namun sejak manusia jatuh dalam dosa (Kej. 3), kecenderungan hati manusia kini adalah berbuat dosa.
"Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah."
Manusia mulai menolak aturan main yang Tuhan berikan, termasuk soal memenuhi kebutuhan seksual. Walaupun demikian, Allah yang setia senantiasa mengingatkan manusia dan bahkan memberikan sebuah poin penjelas. Seperti yang tercatat di dalam Matius 5:28 “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.”
Memandang perempuan serta menginginkanya memiliki pengertian mengijinkan gairah bergejolak kuat hingga menginginkan dan berimajinasi melakukan kontak fisik suami istri.
Sangat penting untuk seseorang menjaga kekudusan hubungan seksual yang hanya dilakukan oleh seorang wanita dan seorang pria dalam hubungan pernikahan. Tak hanya tindaka aktif, kitapun wajib menjaga kekudusan pikiran! Firman Tuhan sendiri memerintahkan kita untuk memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, serta semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji (Filipi 4:8), dan bukan justru membayangkan perkara cabul.
Berimajinasi melakukan hubungan seksual dengan lawan jenis atau hanya sekedar berimajinasi tentang gambar-gambar porno bukanlah hal yang patut kita pikirkan sebagai orang yang telah ditebus oleh darah Yesus (1 Kor. 6:18-20; 1 Tes. 4:6-8).
Sebaliknya, masturbasi tanpa khayalan porno juga sama buruknya. Hal semacam itu menunjukkan ketidakmampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri.
Padahal jika kita adalah orang-orang yang telah diselamatkan dan ditebus oleh darah Kristus seharusnya hidup dengan keinginan roh yang menghasilkan buah-buah roh (Rom. 8:6,7; Gal. 5:13-25; 1 Yoh. 2:16). Salah satu buah Roh tersebut adalah penguasaan diri.
Jadi Youth, hubungan seksual hanya bolek dilakukan antara seorang pria dan seorang wanita dalam pernikahan, bukannya dilakukan kepada diri sendiri. Walaupun ada dorongan seksual yang kuat dan banyak tantangan serta latar belakang yang mendorong kita untuk mencari pemuasan seksual diluar pernikahan, tetapi percayalah kita pasti bisa mengendalikan dorongan seksual kita. Ada Tuhan yang akan memampukan kita untuk dapat mengendalikan keinginan seksual kita. Satu yang terpenting adalah bahwa kita memiliki hidup yang bergantung total pada-Nya, termasuk untuk mengendalikan diri dalam konteks ini.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: