Sepasang kekasih yang saling menjalankan peran "kasih dan respek" di dalam relationship dan senantiasa melibatkan Tuhan dalam setiap langkah mereka akan memiliki relationship yang diberkati Tuhan.
Biasanya, segala bentuk pacaran yang disuguhkan melalui media sosial ke hadapan kita adalah romantisme yang berisi unggahan foto “selamat ulang tahun” yang disertai kue ulang tahun, sebuket bunga dan sekotak hadiah berpita cantik. Tak jarang pula kita melihat sepenggal video so sweet ucapan terima kasih seseorang kepada pasangannya karena sudah jauh-jauh mengantar semangkuk chicken pok-pok kepadanya. Namun, segala macam romantisme tersebut akan menjadi hambar tanpa dua hal utama yang wajib diterapkan dalam relationship orang percaya, yaitu "kasih dan respek".
Efesus 5:33 yang berisi perintah Tuhan agar suami hendaklah mengasihi istrinya dan hendaklah sang istri menghormati suaminya, mungkin sudah tak asing lagi di telinga kita. Tetapi, mungkin juga, tak banyak dari kita yang menyadari bahwa sebenarnya tidak hanya pernikahan yang membutuhkan “kasih dan respek” tetapi dalam hubungan berpacaran pun sangatlah penting menerapkan dua hal itu juga. Dalam tulisan ini, aku akan berbagi pengalamanku tentang menerapkan “kasih dan respek” dalam hubungan berpacaran.
Photo from @seolleda on Instagram
Mungkin “kasih dan respek” terdengar sangat sederhana, namun menerapkannya dan melihat hasilnya butuh waktu yang tidak sebentar. Dua hal ini bagaikan sepasang sepatu. Jika salah satu tidak dilakukan dengan tepat, hal itu akan mempengaruhi yang satunya lagi. Jika laki-laki gagal mengasihi perempuannya, maka menjadi sulit bagi si perempuan untuk menghormati laki-lakinya; jika perempuan gagal menghormati laki-lakinya, maka menjadi sulit bagi si laki-laki untuk mengasihi perempuannya.
Dari pengalaman relationship-ku, di tengah kesibukan pekerjaan pasanganku, dia selalu meluangkan waktu untuk menelpon sekurang-kurangnya 1.5 jam untuk sekadar mengobrol bahkan deep talk. Melalui itu, aku pun sebagai perempuan juga merasa dia mengasihiku dengan memberi perhatian berupa meluangkan waktunya agar bisa menghabiskan waktu bersama denganku meskipun hanya melalui telepon. Sedangkan aku sebagai perempuan menunjukkan respek kepada pasangan dengan cara ikut melibatkan segala bentuk pendapat dan sarannya terhadap hal-hal yang aku lakukan baik dalam keseharianku dan pekerjaanku. Melalui itu, laki-laki akan merasa dihormati karena dia melihat bahwa pendapatnya dihargai dan dihormati oleh pasangannya.
Aku pun juga pernah berada di dalam sebuah relationship ketika pasanganku adalah seseorang yang membuatku merasa kurang dikasihi. Hal itu memang membuatku menjadi sulit untuk memiliki rasa respek terhadapnya. Pasanganku kini pun pernah bercerita tentang pengalamannya terdahulu di mana dia pernah menjalani sebuah relationship yang membuatnya merasa kurang mendapat rasa respek. Melalui pengalaman-pengalaman tersebut, kami belajar akan pentingnya menerapkan “kasih dan respek” dalam hubungan berpacaran sekalipun.
Jadi, secara sederhana, peran laki-laki adalah mengasihi perempuannya dan peran perempuan adalah menghormati laki-lakinya. Jikalau peran dari masing-masing ini dijalankan dengan baik, maka relationship-nya pun akan menjadi baik. Tetapi, relationship yang baik juga membutuhkan komunikasi yang baik pula. Komunikasi yang baik dalam relationship ini bukan hanya antara sang laki-laki dan perempuan, namun juga harus melibatkan komunikasi secara vertikal dengan Tuhan. Uniknya, jikalau sepasang kekasih memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Tuhan, hubungan antar sepasang kekasih ini pun juga akan semakin erat. Komunikasi horizontal dan vertikal ini digambarkan dengan menarik dengan sebuah segitiga di mana Tuhan berada di satu titik atas, laki-laki berada di titik kiri bawah dan perempuan berada di titik kanan bawah. Bila kita menarik dua titik ini menuju satu titik di atas maka akan semakin berdekatan dua titik ini pula.
Setelah melakukan Firman Tuhan di dalam relationship kita (kasih dan respek), hubungan dekat dengan Tuhan pun perlu dibangun secara terus menerus karena jikalau kita tidak melibatkan-Nya dan juga berserah kepadanya, akan mustahil bagi relationship kita untuk diberkati. Kita sebagai orang percaya mengerjakan bagian kita dengan melakukan Firman-Nya namun kita juga perlu berserah kepada Tuhan agar Dia mengerjakan bagian-Nya.
Di dalam Yohanes 15:7 (AYT) yang berbunyi,
“Jika kamu tetap tinggal di dalam Aku dan perkataan-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu inginkan, dan itu akan dikabulkan bagimu.”
Sangat jelas bahwa relationship kita akan diberkati Tuhan jika kita melakukan Firman-Nya dan selalu melibatkan Tuhan di dalam relationship kita.
Biarlah sepenggal tulisanku ini bisa menginspirasi teman-teman sekalian untuk menerapkan “kasih dan respek” di dalam hubungan berpacaran kalian, dan jangan lupa untuk terus membangun hubungan yang dekat dengan Tuhan serta selalu melibatkan-Nya di dalam hubunganmu.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: