Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, memanggil aku dan kau…
“Lho kok, lagu ini nyasar ke aku, sih? Aku kan, baik-baik aja! Ini mah cocoknya buat si ono. Udah tahu dia harusnya dipulihkan, tapi dia nggak mau.”
Lihatlah Dia prihatin menunggu, menunggu aku dan kau.
“Ini lagu kok, ngeyel amat! Udah dibilang aku nggak ada masalah! Si ono itu yang bermasalah!”
Photo by Adria Berrocal Forcada on Unsplash
Janganlah ragu, Tuhanmu mengajak, mengajak aku dan kau;
“Ngajak ke mana lagi, Tuhan? Aku udah capek melayani-Mu. Aku wegah ngikuti Dikau lagi. Nggak sanggup buat taat.”
janganlah enggan menerima kasih-Nya terhadap aku dan kau.
“HAHA bohong. Orang-orang aja padha nyinyirin aku melulu. Gitu itu dibilang kalau Tuhan mengasihiku!? Monmaap, omong thok.”
Photo by Hutomo Abrianto on Unsplash
Waktu serta kesempatan berlalu yang dib’ri aku dan kau;
“Ehm, tapi lagu ini ada bener-nya, sih… Waktu nggak bisa diulangi lagi, dan kesempatan juga belum tentu datang kedua kalinya.”
nanti gelap kematian membayang mengancam aku dan kau.
“… iya, ya. Suatu saat nanti aku pasti mati. Tapi terus kenapa? Toh aku tahu abis ini mau ke mana. Jadi nggak masalah, kan?”
Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash
Yesus berjanji memb’rikan kasih-Nya kepada aku dan kau.
“Tunggu… Dia mau tetep mengasihiku, padahal aku udah berulang kali membantah kalau aku nggak butuh Dia? Bahkan tadi aku udah bilang kalau Dia itu Pembohong…”
Ia mengampuni orang berdosa seperti aku dan kau.
“… iya. Lagu ini juga untukku.”
Photo by Jude Beck on Unsplash
“Hai mari datanglah, kau yang lelah, mari datanglah!”
“Tuhan, ternyata ini lagu aku banget. Bener. Aku udah capek pisan dengan semua kejenuhan ini! Tapi aku harus ke mana!?”
Sungguh lembut Tuhan Yesus memanggil, “Kau yang sesat, marilah!”
(air mata mulai menggenang)
“Tuhan, betapa Dikau tahu gimana capeknya diriku. Tapi aku baru sadar sekarang… bodohnya aku yang lebih memilih percaya pada diriku sendiri, daripada memercayai-Mu sepenuhnya! Aku nggak mau hidup seperti ini lagi, Tuhan! Tolong ampunilah aku… dan pimpin hidupku untuk berubah menjadi semakin serupa dengan-Mu.”
... and the lost child(ren) come home to their Father, and commit to not turning back.
.
.
.
Apakah anak yang dimaksud adalah aku dan kamu?
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: