Pernah pernahkah kau mengira, seperti apa bentuk cinta? - Eclat Story
Akhir-akhir ini, mungkin hampir semua orang telah melakukan banyak hal di rumah. Begitupun dengan pelajar dan mahasiswa yang akhir-akhir ini akan sering menghabiskan waktu berhadapan dengan berbagai perangkat elektronik. Aku tahu bahwa kadang kita kewalahan dalam mengerjakan semua tugas perkuliahan jarak jauh ini yang “s’lalu baru setiap pagi” bagaikan kasih Tuhan.
Aku juga yakin bahwa rasa lelah, sedih, dan suntuk pun seringkali datang menghampiri kita saat #dirumahaja. Banyak cara yang dilakukan orang-orang untuk menghindar dari rasa bosan kala di rumah, mulai dari olahraga, maraton drama Korea, main TikTok, hingga main song lyric prank. Aku pernah melihat seorang adik kelasku yang mengirimkan penggalan lirik lagu “Bentuk Cinta” dari Eclat Story.
Ada cara lain bagiku mengisi masa-masa #dirumahaja ini. Aku menikmati saat-saat di mana hanya ada aku dan diriku, duduk diam dan berkontemplasi, sembari ditemani iringan musik. Apa yang kulakukan ini kemudian berujung pada satu pertanyaan: "Seperti apa bentuk cinta?"
Mencintai tidak salah
Pertama-tama, bagiku tidak ada salahnya ketika kita mencintai seseorang, sebab perintah Allah masih sama, yaitu:
“Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.”
(Yohanes 13:34–35)
Berikutnya, menurutku cinta dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk. Mulai dari jalan bersama, menyusuri kota bersama dengan motor matic, makan bersama di restoran legendaris, karaoke bersama di dalam mobil, memberikan bunga dan coklat pada Hari Kasih Sayang, nonton film bersama di bioskop, hingga memakaikan kalung dan bahkan menyematkan cincin. Semua hal yang dilakukan bersama membuat cinta tumbuh dan semakin nyata dalam hubungan dengan orang yang kita kasihi. Dunia seringkali menyodori kita dengan pemikiran bahwa jika kita mencintai seseorang, maka kita harus melakukan segala sesuatu bersama-sama dan bahkan memberikan segalanya.
Katanya cinta memang banyak bentuknya
Di masa-masa sengsara ini, melalui berbagai kejadian, terdapat beberapa hal tentang cinta yang Dia ajarkan kepadaku. Allah telah mengajarkanku suatu bentuk cinta yang lain, yaitu mencintai meski tidak bersama. Dia mengajarkanku bahwa jika kita mencintai seseorang maka jagalah jarak, sedapat mungkin tidak bertemu, dan tetap berada dalam rumah.
Melalui ini, Dia ingin memberiku pengertian, untuk tidak berpikir tentang diriku semata, namun juga berpikir tentang perasaan dan kondisi orang yang kucintai. Aku tidak bisa hanya mementingkan diri dan egoku sementara di satu sisi mengabaikan orang-orang yang kucintai.
Bahkan lebih dari itu, Dia telah membuatku kembali belajar menyangkal diri. Alih-alih larut dalam kesibukan dunia seperti dahulu, Dia memberiku waktu untuk dapat terus bertekun dalam kebenaran dan pengenalan akan Dia melalui doa dan firman.
Tetaplah mencintai
Ada satu hal lagi yang saya dapatkan tentang cinta. Aku percaya bahwa cinta memberi kita kekuatan dan pengharapan. Cinta jugalah yang membawa Kristus turun kedunia, disiksa dan didera bahkan mati di atas kayu salib untuk menyelamatkan kita yang berdosa.
“Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.”
(Roma 5:8)
Cinta Allah ini yang membuat kita sanggup untuk menyatakan cinta kita kepada sesama. Allah telah menyatakan cinta-Nya kepada kita terlebih dahulu, maka tidak ada alasan bagi kita untuk berhenti mencintai dan berhenti berharap. Dari sini aku sadar, bahwa perlu bagiku untuk tetap jatuh cinta dalam lautan kasih Allah setiap hari melalui firman dan seluruh perbuatan tangan-Nya. Kemudian mencintai dan berharap kepada Dia seutuhnya, lalu menyatakan cintaku sepenuhnya bagi kemanusiaan dan kelestarian alam ciptaan-Nya.
Kawan, selamat memaknai peristiwa cinta kasih terbesar
dalam sejarah umat manusia!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: