Untuk Perempuan yang Sedang dalam Pelukan Kekerasan...

Best Regards, Live Through This, 07 February 2020
Bicara soal relationship, sampai hari ini sebenarnya sulit bagi saya untuk terus mengimani bahwa Tuhan punya seseorang yang terbaik buat saya.

Beberapa orang mungkin pernah mengalami relationship yang gagal. Entah itu dengan orangtua atau dengan sahabat, sampai mantan (yang dulu adalah pacar). Setiap kali kegagalan itu terjadi, tentunya menyisakan luka bagi masing-masing pihak. Kita butuh waktu untuk sembuh dan bangkit kembali.

Bicara soal relationship, sampai hari ini sebenarnya sulit bagi saya untuk terus mengimani bahwa Tuhan punya seseorang yang terbaik buat saya. Mungkin beberapa dari teman-teman juga sedang mengalami fase ini. Ingin terus berpengharapan tapi kenyataan membuat kita menyadari bahwa  keadaan benar-benar sulit dan tidak memiliki keberanian untuk berharap. Kita tidak ingin menutup mata tapi kita juga ingin terus berpegang pada janji-janji Tuhan.

Saya pernah menjalin beberapa relationship yang gagal dan menyakitkan. Tapi itu semua akhirnya menjadi pelajaran berharga bagi masing-masing kami.

Salah satunya adalah hubungan saya dengan seorang teman gereja waktu masih di Semarang. Saya tidak akan bercerita banyak tapi saya akan berbagi salah satu peristiwa yang sangat membekas hingga sekarang.

Kami saling mengenal dari persekutuan pemuda gereja. Kebetulan kami berdua sama-sama merantau, dari luar kota. Dengan masa pendekatan yang cukup cepat (beberapa bulan atau minggu?), kami mulai pacaran. Mungkin waktu itu saya juga belum banyak punya hikmat, sehingga hanya sekedar memandang asal suka, asal orang Kristen, pasti baik. Hanya melihat seseorang itu dari sisi luarnya saja.

Ketika mulai pacaran, banyak hal yang mulai terjadi. Ketika kami mulai berbenturan, saya merasa si cowok ini (dia lebih tua 5 tahun) bukan orang yang sabar, pun saya juga orang yang keras kepala sehingga banyak konflik diselesaikan dengan kemarahan.

Satu peristiwa menyakitkan yang selalu saya ingat dan tidak saya pahami adalah ketika kami hendak pergi ke sebuah festival lampion yang setiap tahun diadakan di Semarang. Waktu itu saya benar-benar ingin datang ke sana dan mengajak dia ke sana. Saya belum pernah ke sana, dan kemungkinan bulan depan saya tidak di Semarang lagi (jadi mungkin tahun depan tidak bisa lihat), itu sebabnya saya ngotot ingin ke sana. Si cowok ini sebenarnya enggan untuk datang ke sana, tapi akhirnya dia tetap mengiyakan ajakan saya.

Waktu itu malam Minggu, sehabis ibadah pemuda dan makan bersama teman-teman lain, saya mengingatkan lagi untuk kami mampir ke festival itu. 

Kami saling cemberut selama perjalanan. Saya tidak menemukan alasan yang tepat untuk si cowok ini menolak ajakan saya; dalam banyak hal, saya juga selalu menemani, memahami, dan selalu ada ketika dia butuh. Jadi sampai di sini saya tidak bisa mengerti kenapa masalah lampion bisa jadi begitu masalah buat dia. Dan dia toh libur di hari Sabtu itu. Di satu sisi, saya sebenarnya juga tidak nyaman ketika cowok ini tidak bisa bersukacita ketika kami pergi bersama.

Jadinya kami turun, melihat-lihat, tapi saya tidak bisa menikmati apa pun karena dia bukan dia yang biasanya. Dan mulailah keributan itu terjadi. Dia marah-marah, memarahi saya di depan umum, sehingga saya.. sangat malu dan sakit hati. Dia berteriak-teriak seperti orang gila, dan parahnya lagi (ini yang benar-benar membuat saya trauma) dia membanting tab–nya di depan orang-orang. Saya sangat ketakutan dan hanya bisa  menangis. Itu bener-bener drama banget... (apa yang terjadi di drama Korea itu meniru kehidupan nyata ya temen-temen, dan sungguh hal semacam itu terjadi hehe..) 

Saya bener-bener merasa... dunia saya... jungkir balik.. darah saya mendidih sampai ke puncak kepala. Saya marah, saya sakit hati, saya terluka, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa. Rasa sakit, kecewa, saya ungkapkan lewat air mata. Rasa takut yang besar juga ada.. takut dipukul, karena dia sudah kelihatan ringan tangan, dengan membanting tab –nya itu. Saya merasa terjebak banget dalam relationship yang salah, yang tidak memberi saya rasa aman, saya merasa seperti tersandera. Bahwa dia ‘mencintai’ saya tapi dia ingin saya menuruti dia, dan kalau tidak, bakal ada hal buruk yang terjadi. Itu... pikiran-pikiran buruk banyak terlintas.

Kembali ke festival. Akhirnya kami balik ke mobil. Saya kecewa banget. Ternyata drama tidak berhenti di situ. Ketika di mobil, masih saya sambil menangis, cowok ini menelepon maminya sambil nyetir – intinya menceritakan keluh-kesah lagi jengkel. Ya, dalam keadaan seperti itu saya juga telepon mami saya dong, tentu saja mami saya kaget kenapa saya nangis kan setahunya saya lagi sama si cowok ini. Di saat itu, tiba-tiba dia merebut handphone saya. Dia langsung ngobrol dengan mami saya,  menjelaskan bahwa tidak ada apa-apa. Sungguh egois. Akhirnya handphone itu saya rebut lagi, saya bilang ke mami nanti saya cerita semua.  

Tak lama setelah itu, karena banyak kejadian-kejadian lain akhirnya kami putus.

Teman-teman, terutama buat para single ladies.. hmm, saya cuma mau mendorong kalian... mungkin banyak di antara kita yang mengalami kekasaran para pria yang membuat hati terluka, ciut, dan merasa tidak berharga. Jujur menuliskan ini pun juga hal yang berat (ini hanya salah satu yang bisa saya cerita) – karena saya sendiri masih kesulitan untuk berpegang pada janji Tuhan bahwa Ia punya seseorang yang terbaik buat hidup saya. Hmm, tapi biarkan Tuhan saat ini yang berbicara di dalam hati kita masing-masing, bahwa kita berharga di mataNya. Dan Tuhan akan menyembuhkan setiap sakit, setiap luka, setiap trauma di masa lalu. Percaya, teruslah percaya, bahwa akan ada seseorang yang bisa memperlakukan kita dengan sangat baik. Seseorang yang memang Tuhan kirim buat kita, mari teman-teman, kita belajar terus memegang janji Tuhan, bahwa Dia tahu yang terbaik buat hidup kita ;) Amen.

LATEST POST

 

Akhir Oktober biasanya identik dengan satu event, yaitu Halloween. Namun, tidak bagi saya. Bagi saya...
by Immanuel Elson | 31 Oct 2024

Cerita Cinta Kasih Tuhan (CCKT) Part 2 Beberapa bulan yang lalu, saya mengikuti talkshow&n...
by Kartika Setyanie | 28 Oct 2024

Kalimat pada judul yang merupakan bahasa latin tersebut berasal dari slogan sebuah klub sepak bola t...
by Jonathan Joel Krisnawan | 27 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER