Saat hidup mereka harus mengendalikan kekuatan magis, di sisi lain hidup orang percaya dikendalikan oleh Roh Kudus.
Sejak kecil saya senang mengikuti beberapa animasi bertemakan magis. Khususnya yang menampilkan gambar yang bagus. Cerita dengan hal magis seru diikuti saat kita menontonnya. Ada yang digambarkan dengan keceriaan, petualangan, sesuatu di luar rutinitas. Ada yang digambarkan dengan pengorbanan, perjanjian, dan kekuasaan. Kekuatan ini digunakan untuk melawan kejahatan. Malah, tren sekarang, kejahatan melawan kebaikan atau kejahatan lainnya.
Sosok dengan kekuatan magis mendapatkan kekuatan dengan berbagai cara. Ada yang tumbuh secara natural dalam dirinya seperti tokoh Elsa pada film Frozen, yang menjadi ketakutan dengan dirinya sendiri akibat kekuatan magis yang ia miliki. Ada juga yang mendapatkan dari luar dirinya seperti tokoh Howl pada film Howl’s Moving Castle, yang memakan bintang jatuh sehingga ia memiliki kekuatan magis. Ketika kekuatannya semakin besar, ia menjadi target banyak orang sehingga ia pun ‘bersembunyi’ di balik kekuatan magis yang semakin lama ia pun lelah. Ada pula tokoh Clow Reed dari animasi Jepang Cardcaptor Sakura yang memiliki kekuatan sehingga bisa menciptakan kekuatan magis dari biasa hingga melihat masa depan bahkan ‘membagi’ diri agar kekuatan dia terbagi. Sebab kekuatan yang ia miliki terlalu besar dan ia sadar memiliki dampak besar.
Ilustrasi oleh Eveline Meilinda
Ketika para tokoh fiksi menyatu dengan kekuatan magis, mereka menjadi berbeda dari diri mereka sebelumnya. Berbeda karena tujuan hidup mereka menjadi berubah. Keinginan, cara pandang, dan perbuatan mereka sekarang pasti ada pengaruh dari memiliki kekuatan magis tersebut. Meskipun tokoh ini memang memiliki pendukung dalam berbagai situasi para tokoh fiksi, tetapi para pendukung tidak bisa ikut campur langsung dalam mengendalikan kekuatan. Para pemilik kekuatan ini harus dengan mandiri mengendalikan kekuatan magis dengan sikap optimis dan percaya diri. Sebagaimana buruk keadaan dirinya dia harus mampu mendorong menstabilkan diri sehingga kekuatannya mampu ia gunakan untuk menghadapi masalah.
Kita sebagai orang percaya pun demikian. Serupa walaupun tak sepenuhnya sama.
Kita menjadi berbeda saat kita menyatakan pertobatan dan percaya kepada Yesus. Namun kita tidak menyebut hal itu sebagai kekuatan magis, karena kita tahu yang terjadi adalah kita diberi Roh Kudus sebagai penolong (Yohanes 14:16-18). Roh Kudus adalah sesuatu yang menyatu dengan roh manusia, seperti kekuatan magis yang menyatu dengan diri para tokoh fiksi tersebut. Namun Roh Kudus bukan benda melainkan pribadi Roh Allah itu sendiri. Kekuatan ini tidak membawa kita kepada kecemasan atau ketakutan, justru terdapat membimbing kita dalam doa, menghibur saat duka, dan menjalani hidup sambil memenuhi tujuan hidup di Bumi.
Ilustrasi oleh Eveline Meilinda
Saat hidup mereka harus mengendalikan kekuatan magis, di sisi lain hidup orang percaya dikendalikan oleh Roh Kudus. Tidak hanya setengah tetapi keseluruhan diri dengan sadar mau dipimpin oleh Roh Kudus. Tujuan hidup kita pun berubah. Keinginan, cara pandang, dan perbuatan kita harus menghasilkan buah-buah Roh. Meskipun dikendalikan oleh Roh Kudus, kita masih dapat merespons dan membuat keputusan pribadi. Hanya saja respons dan keputusan kita tidak lagi selalu mengenai diri sendiri tetapi tetap memuliakan Tuhan.
Saat dunia penuh dengan cerita kekuatan magis yang menarik, kita perlu mengingat bahwa diri kita yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus juga memiliki ‘kekuatan magis’. Orang percaya sebut: Roh Kudus yang telah menyatu dengan diri kita. Hadir untuk memberi kita tujuan hidup baru, menyelesaikan masalah dosa, dan menolong kita melakukan hal benar. Dari hal benar, menghasilkan buah Roh yang tidak kita nikmati sendiri. Buah nikmat kita bagikan kepada sekitar kita yang ‘lapar’. Oleh sebab itu, mari kita selalu meminta kekuatan dari Roh Kudus.
Roh Kudus yang hadir mengatasi tantangan kita setiap hari. Roh Kudus yang membimbing kita menumbuhkan buah Roh. Menemani kita hingga saatnya kita kembali kepada kekekalan bersama Roh Allah.
*Sumber bacaan: 'Roh Kudus dalam Hidup Orang Percaya’ oleh Pdt. Em. Samuel Tjahjadi
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: