Hutan, Danau, dan Senter

Best Regards, Live Through This, 30 September 2024
Ada banyak “danau indah” di dalam hati manusia. Keinginan, rencana, harapan untuk mencapai “danau” tersebut terkadang membuat kita lupa akan ketergantungan kita dengan Allah.

"Danau terindah yang akan pernah anda lihat", isi dari sebuah billboard besar di suatu kota. Berlatarkan foto sebuah danau yang sangat indah. Tak hanya itu, siaran televisi, film, hingga beragam lagu diciptakan untuk mendeskripsikan indahnya danau itu. Semua orang di sana juga membahasnya.


Tapi ada satu orang yang belum pernah ke danau tersebut. Meskipun dia tau danau itu begitu indah, hingga saat ini, dia enggan untuk ke danau tersebut. Dia terlalu takut untuk memasuki hutan untuk menuju danau tersebut.


Image on Fodors Travel Guide

Orang tersebut sudah beberapa kali berdiri di depan pintu masuk hutan, lalu kembali lagi karena takut. Seiring bertambahnya usia, dia berusaha memasuki hutan tersebut sendirian. Namun, tidak beberapa lama kakinya tersandung akar pohon dan ia kembali pulang.


Berkali-kali orang ini mencoba masuk, berkali-kali juga dia terluka karena duri, tersandung, dan hal-hal lainnya. Hingga dia berjanji untuk tidak akan pernah mencoba ke danau itu lagi.


Hingga suatu saat, ada seorang tua yang memberikan senter kepada orang tersebut. Senter yang cukup terang untuk menerangi jalannya selama di hutan, hingga membuatnya bisa sampai ke danau itu.


Ketika dia berdiri di depan hutan, dia tertegun. Ketakutan dan kekhawatiran datang karena beragam pengalaman buruk di masa lalu saat berusaha memasuki hutan tersebut.


Dia beberapa kali datang ke hutan dan hanya berdiri saja di depan hutan tersebut. Namun, suatu hari saat ia sedang berdiri, dia menyalakan senternya dan mengarahkan sinarnya ke dalam hutan. Benar saja, senter itu langsung memperlihatkan keindahan danau tersebut.


Dengan penuh semangat, dia langsung berlari ke dalam hutan sambil terus mengarahkan sinar senternya ke danau tersebut.

Bruk.

Dia terjatuh kali ini.. Tapi dia bangkit dan berlari lagi.. Lalu.. 

Bruk.. dia kembali jatuh.

Sambil menangis dia tetap bangkit dan mulai berjalan.. Namun, tangannya terkena tajamnya ranting tanaman.. Lalu dia pun memutuskan untuk kembali.


Luka itu sulit sembuh dan membutuhkan waktu. Berbagai cara sudah dilakukan oleh orang-orang disekelilingnya, agar dia mau mencoba kembali masuk ke hutan untuk bisa mencapai danau itu. Tapi dia sangat takut dan tidak ingin kembali terluka..


Di dalam kesendiriannya dan penantiannya menunggu lukanya sembuh, dia merenung. 

Dia menyadari jika selama ini hanya berfokus pada keindahan danau tersebut. Dia lupa untuk menyinari setiap langkahnya. Dia juga lupa untuk menyadari dan mensyukuri setiap langkah maju yang berhasil dia lakukan di dalam hutan.


Saat senter tersebut menyinari keindahan danau, dia sudah merencanakan banyak hal di dalam hatinya. Hal-hal yang akan dilakukannya jika sudah sampai ke danau tersebut. Tapi, dia lupa menggunakan senter tersebut untuk menyinari langkahnya. Akibatnya dia tersandung dan terluka.


Yakobus 4:13-17

4:13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

Ini adalah rencana-rencana yang ada di hati orang tersebut setelah melihat keindahan danau


4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.

Dia lupa kalau jalan menuju ke danau tersebut belum tentu berjalan mulus, atau yaa mungkin dia sampai kapanpun tidak akan mencapai danau tersebut.


4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu."

Dia lupa untuk tetap menyadari bahwa pada akhirnya rencana Tuhan lah yang terjadi.


4:16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah.

Dia menjadi angkuh dan percaya diri ketika memiliki senter yang membuat dia bisa melihat di kegelapan hutan itu. Dia terlalu angkuh untuk tidak berhati-hati dalam berjalan. Terlalu angkuh untuk menyadari bahwa dia bisa saja terjatuh, tersayat dan terluka saat menyusuri hutan untuk menuju danau. Terlalu angkuh untuk mengakui bahwa dia membutuhkan pertolongan untuk sembuh dan berjalan hingga bisa mencapai danau tersebut.


4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.

Setelah mengetahui keseluruhan hal ini. Alkitab mengajarkan kita untuk menyadari ketergantungan kita kepada Allah, Sang Pokok Anggur.



Ada banyak “danau indah” di dalam hati manusia. Keinginan, rencana, harapan untuk mencapai “danau” tersebut terkadang membuat kita lupa akan ketergantungan kita dengan Allah. Terkadang malah kita bermegah diri dan merasa bahwa upaya kita mencapai danau tersebut adalah hasil kerja keras kita.

Ada kalanya juga kita menjadi pahit ketika gagal, terjatuh, dan terluka saat berusaha mencapai “danau” tersebut. Hingga akhirnya menyerah.


Image on Adobe Stock

Jika saat ini kamu sedang merasa menyerah, yuk mulai berserah.

Berserah kepada Tuhan Yesus. Serahkan segala kekhawatiran, luka, dan harapanmu. Minta Tuhan Yesus membimbing kamu untuk mencapai “danau” atau mungkin membuatmu bisa menyukuri beragam hal yang sudah dilalui untuk mencapai beragam “danau” di hidupmu.

LATEST POST

 

Kecemasan tidak akan mengambilku dari TuhanAnxiety atau kecemasan merupakan suatu respon d...
by Yessica Anggi | 14 Oct 2024

Tidak terasa bahwa hari ini, 4 Oktober 2024, Album Kidung Keesaan yang ketiga telah tayang. Album in...
by Tabita Davinia Utomo | 14 Oct 2024

Apa yang ada di benak Anda ketika sedang berulang tahun? Bahagia di hari yang indah?Sukacita ka...
by Kartika Setyanie | 01 Oct 2024

Want to Submit an Article

Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke:

[email protected]

READ OTHER