Daripada mencari pembenaran atas dosa-dosa yang kita gumulkan, mari bersama mengakui suatu kebenaran yang pasti, yaitu kita adalah manusia berdosa yang memerlukan pertolongan Kristus
Isu gender dan LGBT sepertinya akan tetap menjadi topik yang tidak akan selesai dibahas, khususnya di kalangan orang Kristen. Namun, sebagai sesama orang percaya kita perlu mengapresiasi orang-orang yang menyuarakan hal ini. Sebab mereka lebih giat mencari Tuhan dibanding orang Kristen pada umumnya. Mengapa demikian? Mereka kadang lebih menggali firman Tuhan demi mendapatkan pembenaran dari Alkitab. Dalam usaha mencari pembenaran tersebut, akhirnya didapatkan ayat-ayat yang sepertinya mendukung pergumulan batin yang dialami. Salah satu ayat yang bisa dijadikan pembenaran adalah dari tulisan Paulus dalam Galatia 3:28, “Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.”
Kalau kita baca ayat ini sendiri saja, sepertinya benar bahwa Paulus memberikan dukungan untuk teologi gender. Tidak ada laki-laki, tidak ada perempuan. Semua sama di hadapan Tuhan. Semua satu di dalam Kristus Yesus, termasuk yang non-biner. Ini merupakan tulisan Paulus yang notabene kita akui sebagai firman Tuhan. Apa berarti Paulus memberikan dukungan bagi teologi gender? Bagaimana kita menanggapi ini?
Image on Wikipedia Commons
Sedikit keterangan tentang teori gender, teori ini berpendapat bahwa gender seseorang tidak ditentukan pada waktu lahir, melainkan gender seseorang ditentukan berdasarkan apa yang membuat dia nyaman. Semisal ada seorang anak yang terlahir sebagai pria, tetapi kemudian dia merasa nyaman sebagai seorang wanita, maka gender dia adalah perempuan. Ini hanya satu contoh kecil ya, di balik teori gender ini ada masih banyak hal lain di dalamnya. Kita tidak akan membahas lebih panjang tentang ini.
Kembali ke pertanyaan di awal tadi, apa benar Paulus memberikan dukungan untuk teori gender yang berkembang sekarang? Untuk menjawabnya kita akan melihat pada dua bukti, pertama bukti tertulis yang ada dalam Alkitab khususnya tulisan-tulisan Paulus, dan kedua adalah bukti dari pribadi Paulus sendiri.
Bukti tertulis: Tulisan-tulisan Paulus
Image on Christianity
Surat Galatia ditulis karena ada perdebatan yang terjadi antara orang Kristen Yahudi dan non-Yahudi. Orang-orang Kristen Yahudi berpandangan bahwa mereka yang akhirnya percaya kepada Yesus harus juga mengikuti hukum Taurat. Ada “Injil” lain yang dikabarkan kepada mereka (lih Gal. 1:6-7). Lanjut ke pasal 2 Paulus menjelaskan bahwa seseorang dapat dibenarkan hanya melalui iman kepada Yesus Kristus, bukan dari melakukan hukum Taurat (lih Gal. 2:16).
Masuk ke pasal 3, Paulus memberikan contoh dari kehidupan Abraham. Abraham sudah ada sebelum hukum Taurat itu ada. Jelas dia belum melakukan hukum Taurat, tetapi Abraham dibenarkan oleh Allah karena ia percaya/beriman kepada Allah. Bukan karena ia melakukan hukum Taurat kemudian ia dibenarkan, ia beriman kepada Allah dan itulah yang diperhitungkan sebagai kebenaran bagi Abraham. Di pasal ini juga Paulus membahas bahwa keselamatan itu dari awal memang untuk seluruh bangsa, bukan hanya bagi orang Yahudi. Keturunan Abraham, yaitu Mesias sudah taat sempurna pada hukum Taurat dan kesempurnaan Kristus itu juga dilimpahkan kepada orang-orang yang percaya pada karya Kristus. Melalui iman kepada Kristus inilah akhirnya kita tidak lagi perlu membeda-bedakan, “Aku Yahudi, dia bukan Yahudi.” Inilah yang sebenarnya yang dimaksud oleh Paulus di dalam ayat 28 yang tadi kita baca. Tidak ada lagi orang Yahudi atau Yunani, tidak ada lagi hamba atau orang merdeka, karena semuanya sama-sama dibenarkan melalui iman kepada Yesus Kristus bukan karena melakukan hukum Taurat.
Sampai sini, maka kita sudah bisa menangkap apa yang Paulus maksudkan. Ia bukannya memberikan dukungan pada teologi gender, tetapi yang dimaksud adalah seseorang—siapa pun itu, baik dia Yahudi atau Yunani, laki-laki atau perempuan, hamba atau budak—hanya dapat diselamatkan melalui iman kepada Yesus Kristus. Bukan karena melakukan hukum Taurat, tetapi karena iman kepada Yesus.
Lagi pula, dalam tulisan Paulus yang lain seperti di 1 Korintus 6:9-10, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” Paulus di sini lebih tegas mengatakan bahwa bagi orang-orang seperti yang disebutkan tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Pemburit dalam ayat ini sebenarnya merupakan sebutan bagi pria Yunani/Romawi yang pada zaman itu memiliki hubungan dengan pria yang lebih muda untuk dijadikan muridnya. Di dalam hubungan ini, mereka bisa juga melakukan hubungan seksual. Walaupun pria yang lebih tua sudah menikah dan berkeluarga, praktik ini bisa terjadi.
Bukti dari pribadi Paulus
Image on Wikipedia
Kita tahu bahwa Paulus adalah seorang Farisi. Ia adalah seseorang yang sangat mempelajari dan memahami hukum Taurat dan tradisi-tradisi Yahudi. Dengan latar belakang seperti ini, maka Paulus pasti hanya berpegang pada pemahaman bahwa hanya ada dua gender yang diciptakan oleh Tuhan, yaitu pria dan wanita. Selain itu, dia juga pasti meyakini bahwa pernikahan ditetapkan oleh Allah bagi pria dan wanita. Tidak ada lagi yang di luar itu. Sekali lagi kita bisa simpulkan bahwa Paulus tidak memberikan dukungan bagi perkembangan issue gender yang ada saat ini.
Meski demikian bukan berarti kita jadi bisa menuduh salah orang-orang yang bergumul dengan hal ini. Dalam surat Korintus tadi yang ditulis oleh Paulus adalah berbagai macam orang yang bergumul dengan macam-macam dosa. Kita yang tidak bergumul dengan masalah homoseksualitas, mungkin bergumul dengan masalah pornografi, mungkin juga kecanduan hal lainnya. Kita perlu sadar bahwa kita semua orang berdosa yang butuh untuk bertobat dan butuh diperbarui di dalam Kristus. Daripada mencari pembenaran atas dosa-dosa yang kita gumulkan, mari bersama mengakui suatu kebenaran yang pasti, yaitu kita adalah manusia berdosa yang memerlukan pertolongan Kristus.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: