It’s either I’m trying too hard or I’m not trying hard enough. I can never get it right.
[Spoiler alert: This Is Us]
Kehidupan itu dinamis. Kehidupan terus berubah dan bergerak. Kadang kita melihat kehidupan berpindah dari satu fase ke fase yang lain. Di akhir satu tahap, mulailah tahap yang lain. Misalnya, jenjang sekolah. Sepertinya baru kemarin masuk SD, hari ini kita sudah lulus. Setelah itu, kita lanjut belajar di jenjang SMP. Jenjang SMP berakhir, masuklah ke jenjang SMA.
Kehidupan yang terus berjalan ini memunculkan lembaran demi lembaran yang baru. Akhir dari suatu masa adalah awal dari masa yang baru. Tumbuh-kembang manusia juga sebenarnya merefleksikan berbagai perubahan, akhir dari suatu fase, dan awal dari fase yang baru. Bayi yang baru lahir membutuhkan perawatan yang intensif dari orang tuanya. Di usia kurang lebih 1 tahun, mereka mulai berjalan sehingga tidak harus selalu digendong. Usia 3-4 tahun mereka mulai masuk sekolah. Sepuluh tahun kemudian, mereka beranjak remaja, dengan segala macam perubahannya. Sepuluh tahun berikutnya, mereka mungkin sudah bekerja atau studi pascasarjana.
Image by overearth on iStockPhoto
Menghadapi perubahan tentu membutuhkan penyesuaian. Seperti yang dikatakan Randall, “It’s either I’m trying too hard or I’m not trying hard enough. I can never get it right.” Setiap perubahan tentu membutuhkan cara adaptasi yang berbeda dan keunikan pribadi tiap orang juga akan menghasilkan strategi yang berbeda pula. Kadang rasanya tidak ada cara yang pas untuk menghadapi perubahan tersebut. This Is Us musim yang ketiga menceritakan banyaknya perubahan dan bagaimana keluarga Pearson menghadapinya. Kevin, Kate, dan Randall memiliki pergumulan masing-masing, tetapi yang mengalami perubahan cukup signifikan adalah keluarga Randall.
Berawal dari keprihatinan akan kondisi lingkungan di sekitar bangunan yang dia miliki, Randall memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota legislatif Philadelphia. Randall yang tinggal di New Jersey harus mondar-mandir ke Philadelphia untuk melakukan kampanye hingga kadang harus pulang tengah malam. Rutinitas yang baru ini berdampak pada rutinitas keluarganya yang juga harus menyesuaikan. Kadang keluarganya mengikuti Randall berkampanye, kadang mereka harus mencari kesempatan untuk bisa memiliki waktu yang berkualitas. Pada saat yang bersamaan, tiba-tiba Beth harus mengalami PHK dari perusahaannya. Ketika akhirnya benar-benar terpilih, rutinitas baru sebagai anggota legislatif menyebabkan konflik dengan Beth, istrinya. Kelihatannya menantang ya… Sungguh tidak bisa membayangkan bagaimana rumitnya kehidupan keluarga Randall dan Beth dengan pergumulan mereka saat itu.
Image by mohd izuan on iStockPhoto
Randall dan Beth memikirkan bagaimana dapat melalui masa yang tidak mudah ini. Keduanya jadi teringat dengan orang tua masing-masing dan memikirkan bagaimana orang tua mereka bisa melalui masa-masa sulit dalam keluarga. Memang, ketika kita berkeluarga, hal yang pertama kita refleksikan adalah keluarga asal kita. Entah itu mengingatkan akan pengalaman yang baik maupun buruk, ada momen-momen tertentu yang mengingatkan kita akan apa yang pernah kita alami di keluarga asal. Apa yang Randall dan Beth alami membuat mereka bertanya pada Rebecca, sang ibu. Mereka kagum dan heran bagaimana tampaknya Rebecca dulu dapat melalui goncangan dalam keluarga dengan mulus.
Seperti sudah disebutkan dalam artikel sebelumnya, peristiwa dalam keluarga dapat memengaruhi diri kita. Perubahan yang terjadi juga bisa memunculkan sisi buruk dalam diri kita. Pertanyaannya, bagaimana kita menghadapi perubahan tersebut dengan kelebihan, kelemahan, dan pengalaman kita?
What has been will be again, what has been done will be done again; there is nothing new under the sun. Ecclesiastes 1:9 (ESV)
Tak ada hal yang baru di bawah matahari. Seberapa barunya hal tersebut bagi kita, kemungkinan besarnya orang lain pernah mengalami hal yang serupa. Tentu ada perbedaan dalam detail pengalaman, tetapi biasanya ada prinsip yang dapat dipegang untuk menghadapi hal yang mirip tersebut. Misalnya, ibu dengan bayi yang baru lahir sedang berjuang untuk menenangkan bayinya rewel dan menangis. Sangat mungkin baginya untuk bertanya pada ibunya dan meminta tips untuk menenangkan anaknya. Walaupun detail pengalamannya dan ibunya bisa berbeda, kejadian yang serupa dapat dihadapi dengan cara yang serupa juga. Ketika kita mengetahui ada orang lain yang pernah mengalami hal serupa, kita bisa meminta saran atau pertolongan kepada mereka yang sudah memiliki pengalaman terlebih dahulu.
Hear, O sons, a father’s instruction, and be attentive, that you may gain insight, for I give you good precepts; do not forsake my teaching. Proverbs 4:1-2 (ESV)
Selain meminta saran atau pertolongan secara langsung, kita juga bisa mengingat apa yang diajarkan orang lain kepada kita. Dalam keluarga, biasanya orang tua atau kakek-nenek memberikan petuah kepada anak dan cucunya. Nilai-nilai hidup juga ditanamkan dalam keluarga. Hal-hal inilah yang dapat membantu kita dalam kehidupan bahkan ketika orang tua dan kakek-nenek sudah tidak ada lagi bersama dengan kita. Sebagian dari kita diajarkan untuk selalu dekat dengan Tuhan, sebagian dari kita diajarkan untuk bersikap baik kepada orang lain, dan sebagian dari kita diajarkan untuk menjadi orang yang dapat diandalkan. Mengingat nilai-nilai tersebut, kita dapat menghadapi segala sesuatu dalam hidup kita dengan prinsip yang sudah mengakar dalam diri kita.
Image by kevinschreider on iStockPhoto
Menghadapi perubahan dalam kehidupan tentu membutuhkan strategi dan cara. Meminta bantuan orang lain dan mempraktikkan nilai kehidupan yang sudah tertanam merupakan beberapa contoh caranya. Selain itu, perlu juga diingat bahwa kita bukan hanya anak dari orang tua kita, tetapi juga anak Tuhan. Sebagai anak Tuhan kita mendapatkan anugerah berupa tuntunan Roh Kudus yang dapat kita baca melalui Firman Tuhan, resapi melalui kehidupan sehari-hari, dan dengarkan melalui hati nurani yang sudah disucikan. Dengan segala macam hal yang Tuhan sudah sediakan, kita pasti bisa menghadapi tantangan dalam kehidupan pribadi maupun keluarga kita.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: