Dari kehilangan, aku belajar menemukan sesuatu yang selama ini tidak aku sadari.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hilang memiliki arti tidak ada lagi; lenyap; tidak kelihatan; tidak ada lagi perasaan (seperti marah, jengkel, suka, duka), tidak dikenang lagi, tidak diingat lagi. Ketika kita tidak lagi merasakan perasaan seperti marah, jengkel, suka, ataupun duka, maka kondisi pada saat itulah kita merasakan kehilangan atau hilangnya sesuatu.
Alasan umum kehilangan yaitu lupa meletakkan, kecelakaan, sakit hati, atau kemarahan. Meskipun berarti sesuatu tidak ada lagi, tidak jarang hal-hal yang hilang tersebut dapat ditemukan kembali, baik itu dengan tidak sengaja, mencoba mengingat kembali, dan meminta bantuan orang lain. Namun, tidak sedikit dari kita ketika kehilangan ada muncul perasaan sedih, kecewa, marah, tidak bersemangat dan mungkin putus asa.
Menurut saya, adalah hal yang wajar kalau ketika kehilangan kita merasakan hal tersebut. Misalnya saja kehilangan orang tua, sahabat, pekerjaan, pacar, uang dan hal lainnya. Itu menunjukkan identitas kita sebagai manusia. Walaupun demikian, kita harus mengingat bahwa di balik setiap keletihan dan beban berat yang sedang dipikul, Firman Tuhan berkata dengan lembut-nan-tegas di Matius 11:28, “Marilah kepada-Ku yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.” Ayat ini dapat menjadi self-reminder buat kita yang mungkin sedang kehilangan dengan sejumlah perasaan yang tidak menentu dan menguras energi.
Kita mungkin sudah sering mendengar kalimat “it’s okay to be not okay”. Ketika kita mengeluarkan energi negatif dalam diri kita, maka sedikit demi sedikit energi itu akan menguap.
Menurut saya, melalui ayat di atas, Tuhan menginginkan kita untuk mengeluarkan energi negatif tersebut kepada-Nya, karena Ia mampu menampung semua energi negatif kita dan membuatnya menjadi energi positif. Seperti dalam perhitungan matematika—semua angka yang dikalikan angka “nol” akan sama dengan nol—demikian juga dengan Tuhan kita, Ia sanggup mengalihkan semua energi negatif kita dengan angka nol. Perasaan negatif saat kehilangan dapat digantikan dengan perasaan positif saat menemukan.
Kita juga tak jarang mendengar istilah "perasaan kehilangan itu gak enak”, tetapi kita juga harus menyadari ketika hal yang hilang tersebut ditemukan, kita dapat merasakan sukacita, lega, dan bersemangat kembali.
Jadi biarkan saja perasaan kehilangan itu muncul ke permukaan dapat dengan cara berteriak, menangis, luapkan saja semua energi negatif tersebut. Namun, kita juga tetap harus mengingat slogan “buanglah sampah pada tempatnya”.
Ketika kita sudah membuang sampah (perasaan kehilangan) pada tempatnya, maka kita sudah siap untuk menemukan sesuatu yang mungkin selama ini tidak kita sadari. Karena dari kehilangan, kita menemukan dan belajar lebih menghargai apa yang ada.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: