“Perhaps this is the moment for which you were created.”
Ester adalah tokoh wanita yang luar biasa yang diceritakan oleh Alkitab. Ia adalah pahlawan bagi bangsa Yahudi. Seorang perempuan Yahudi yang Tuhan pakai untuk menyelamatkan bangsanya di tengah krisis yang saat itu melanda. Bagaimana tidak, ia hanyalah seorang perempuan biasa yang Tuhan angkat melalui kedudukannya sebagai ratu demi mengerjakan pekerjaan Tuhan dan menyatakan kedaulatan Tuhan. Ester bukanlah sosok yang pemberani. Bahkan ia sendiri sempat enggan untuk menemui Raja Ahasyweros karena ia tahu ia tetap akan mati. Namun di tengah dilema dalam pilihannya tersebut ada satu sosok yang akhirnya mengubahkan kehidupan Ester. Dia adalah Mordekhai, paman Ester yang mengangkatnya menjadi anak oleh sebab Ester adalah seorang yatim piatu (Ester 2: 7). Tuhan memakai Mordekhai untuk menegaskan dan mengkonfirmasi panggilan Ester sehingga Ester dapat melihat adanya sebuah tanggung jawab yang Tuhan taruh dalam dirinya.
Namun siapakah sebenarnya Mordekhai ini? Mordekhai adalah pribadi yang sederhana dan jauh dari kemegahan. Ia hanyalah orang kecil yang berada di benteng Susan untuk menjaga pintu gerbang istana (Ester 2: 19). Ditambah lagi dengan statusnya sebagai orang asing di tanah itu oleh karena ia adalah bangsa Yahudi yang mengalami pembuangan ke Babel. Dalam banyak kesempatan mungkin ia adalah sosok yang sangat jarang disorot. Tetapi siapa sangka ia memiliki pengaruh besar dalam perjalanan kehidupan Ester.
Bangsa Yahudi yang saat itu berada di tengah krisis oleh karena munculnya dekrit raja untuk membinasakan seluruh Bangsa Yahudi di Kerajaan Persia menggerakkan Mordekhai untuk dapat menyelamatkan bangsanya. Namun, ia menyadari bahwa ia tidak memiliki kedudukan apapun di istana raja. Ia hanya orang kecil dan itu berarti akan sangat kecil juga kemungkinan ia bisa menyelamatkan bangsanya. Di tengah pergumulan Mordekhai saat itu, ia menemukan bahwa satu-satunya cara yang bisa dilakukannya adalah melalui Ester. Maka Mordekhai menyampaikan kepada Ester melalui Hatah tentang apa yang sedang terjadi saat itu. Sayangnya, Mordekhai justru mendapati sebuah respon yang kurang baik dari Ester. Tersirat bahwa sebenarnya Ester tidak mau untuk menemui raja karena ia tahu ia akan mati apapun alasannya (Ester 4: 11).
Posisi Ester ada di ujung tanduk. Menemui raja ketika sedang tidak dipanggil sama saja artinya ia mencari mati dan tidak menemui raja pun sama saja ia membiarkan dirinya dan seluruh bangsanya mati. Dilema yang tengah Ester alami dapat dirasakan oleh Mordekhai. Tetapi Mordekhai tidak tinggal diam. Melalui perantaraan Hatah, ia kemudian menyampaikan pesan kepada Ester dimana hal itu mampu mengubahkan kehidupan Ester.
“…. Siapa tahu, mungkin justru untuk saat yang seperti ini engkau beroleh kedudukan sebagai ratu.”
(Ester 4: 14).
Sebuah kalimat yang sarat makna. Mordekhai hendak menegaskan juga mengkonfirmasi Ester bahwa ia memiliki kedudukan yang baik untuk bisa menyelamatkan keluarga dan seluruh bangsanya. Ia telah dipilih dan persiapkan Allah untuk pekerjaan besar ini. Di samping itu, Mordekhai juga melihat bahwa ketika Allah memilih Ester menjadi ratu, itu adalah sebuah anugerah besar. Allah yang penuh anugerah itu beranugerah atas diri Ester.Tanpa perlu melakukan usaha keras, Ester justru dipilih raja untuk menjadi ratu Persia. Dalam sebuah terjemahan bahasa Inggris, ada satu terjemahan yang boleh menolong kita untuk dapat memahami teks tersebut dengan baik. Dikatakan bahwa:
“Perhaps this is the moment for which you were created.”
Ini merujuk pada sebuah identitas. Sekalipun saat itu Ester juga berada pada krisis identitas - di mana ia menjadi ratu di Persia, tetapi ia sendiri harus merahasiakan identitasnya sebagai bangsa Yahudi. Di sini Mordekhai mengingatkan Ester bahwa identitasnya sebagai Bangsa Yahudi itulah yang harus disadari oleh Ester. Ia ada dan terlahir untuk menjadi penolong bagi bangsanya. Maka bukanlah suatu kebetulan ketika Ester yang adalah orang Yahudi menjadi ratu di negeri asing. Allah sudah merencanakan, mengatur, dan mempersiapkan semuanya. Ia mau menyatakan kehendak dan kedaulatan-Nya melalui Ester.
Pada akhirnya, Ester berani untuk mengambil tindakan dan berani untuk menerima apa pun konsekuensinya bahkan kematian sekalipun. Di balik keberanian Ester, ada Mordekhai yang menolong Ester sehingga ia dapat melihat tujuan dan panggilan hidupnya. Allah memakai Mordekhai untuk boleh terlibat dalam kehidupan Ester. Ia menjadi sosok yang luar biasa berpengaruh di dalam Ester boleh melihat bahwa ia memang diciptakan untuk melakukan pekerjaan Allah yang mulia. Mordekhai, sosok yang kecil itu, adalah pahlawan iman bagi Ester, seorang ratu Persia.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: