Apa Yang Dikerjakan Tangan Diberkati Tuhan Yang Diberikan Tuhan Dikelola Dengan Baik
Apa yang kita perlukan untuk memenangkan sebuah undian? Selain tentunya mengikuti syarat-syarat ikut undian, tentunya hanya satu hal, yaitu keberuntungan. Beberapa tahun silam saya pernah ikut undian di sebuah mal di Jakarta. Hadiah utamanya adalah sebuah mobil seharga sekitar Rp 1 Milyar. Saya tidak akan menggunakan mobil tersebut, tapi jika saya menang, akan saya jual dan uangnya akan saya gunakan untuk ini dan itu, ditabung, disedekahkan, dan lain-lain.
Saya menghadiri malam ketika pengumuman undian dibacakan. Saat-saat mendebarkan ketika panitia membacakan pemenang undian pertama, dan ternyata… nama saya tidak disebutkan oleh panita. Saya hadir bersama mama saya dan waktu itu saya hanya bilang, kayaknya Tuhan mau saya pake tangan saya buat cari uang (jawaban sok bijak anak umur 26 tahun. Hahaha…)
Beberapa tahun kemudian, saya merenungkan kembali, mengapa Tuhan tidak pernah kasih saya menang undian, atau tiba-tiba ternyata almarhum ayah saya adalah cucu dari pemilik pabrik tepung terbesar di Tanah Jawa, atau paling tidak saya nemu emas batangan yang jatuh di parkiran? Jawabannya mungkin tetap sama. Tuhan mau saya pakai tangan saya untuk menghasilkan sesuatu.
Saya tidak anti dengan undian, warisan, atau “rejeki nomplok” lainnya. Saya akan ikut bersukacita jika ada kawan atau kerabat yang mendapatkannya. Tapi peluang 1 banding 1 juta itu tidak berlaku bagi semua orang. Tidak semua orang berkesempatan mengalaminya; yang bisa semua orang lakukan adalah bekerja, berusaha dengan baik untuk menghasilkan penghidupan yang dia inginkan.
Ya, Tuhan yang Maha Adil membuka kesempatan yang sama bagi orang yang mau bekerja, berpeluh menggunakan tangannya untuk berkarya, menghasilkan buah yang manis bagi dirinya dan penghidupan bagi keluarga. Kesempatan ini bukan satu berbanding satu juta, siapa saja bisa melakukannya, dari anak pewaris tahta perusahaan multimilyar, sampai anak pegawai biasa yang mengganti jam tangannya setelah 20 tahun.
Tuhan mempercayakan jabatan manager kepada saya di perusahaan terakhir tempat saya bekerja saat usia saya 25 tahun. Usia yang sangat muda untuk posisi tersebut baik bagi saya maupun rekan sekerja saya saat itu. Tentu itu berkat yang sangat istimewa bagi saya. Apakah itu hanya keberuntungan semata? Rasanya tidak, saya ingat bekerja cukup keras sebelumnya, saya belajar banyak hal, selain skill yang berhubungan dengan pekerjaan, saya juga belajar leadership, manajemen dan etika kerja dari buku, ataupun seminar yang saya cari sendiri. Saya menghindari kerumunan rekan sekerja yang hanya bisa mengeluh soal beratnya pekerjaan, sulitnya mencari pelanggan, dan hal-hal negatif lainnya.
Filusuf Seneca berkata,
“Luck is when preparation meets opportunity”
Keberuntungan adalah ketika persiapan bertemu dengan kesempatan. Apabila kesempatan ada, namun kita tidak siap, maka kita tidak akan mendapatkannya. Saat ada posisi baru tersedia dalam perusahaan tempat kita bekerja, apakah kita sudah siap, cakap dan pantas mendapatkannya? Bekerjalah seolah-olah kita telah berada di posisi tersebut. Misalkan kita staff dan mau jadi manager, berpikirlah seperti manager, bertindaklah selayaknya manager dan hasilkan pekerjaan dengan kualitas manager. Yakinlah, saat Tuhan bilang kita siap dan pantas jadi manager, tidak ada yang bisa menghalangi.
Kemudian apa yang kita lakukan ketika Tuhan memberkati pekerjaan tangan kita? Berkat dari Tuhan harus kita kelola dengan baik. Tentu menikmati berkat Tuhan dalam bentuk materi sah-sah saja, kita bisa membeli barang berkualitas yang bagus, menikmati makanan enak, menyenangkan orang tua dan pasangan kita. Semuanya baik, tapi berkat Tuhan yang tidak dikelola akan menjadi sia-sia dan mendatangkan kesulitan di kemudian hari.
Menabung, bersedekah, memberikan bantuan, berinvestasi, membeli proteksi asuransi, merupakan beberapa cara kita mengelola uang yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Saya selalu percaya Tuhan senantiasa memberkati kita dan menolong kita dalam kondisi apapun, namun saya juga percaya Tuhan memberikan kita hikmat dan akal untuk mengelola berkat Tuhan, dan bersiap dalam menghadapi kondisi-kondisi di waktu mendatang dalam kehidupan kita.
Kiranya Tuhan memberkati hasil pekerjaan tangan kita dan memampukan kita mengelola berkat-berkat yang Tuhan percayakan kepada kita.
*ilustrasi oleh @pencilenka
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: