Sebanyak apapun kita butuh cinta, kita bisa minta sama Tuhan Yesus. Karena Dia adalah Bapa kita dan Dia sanggup kasih kita cinta yang besar.
Seorang aktris Korea, Park Shin Hye pernah ditanya dalam suatu acara variety show yang dibintanginya: "Are you happy right know?"
Mendengar pertanyaan yang seharusnya mudah untuk dijawab itu, seketika ia mulai berkaca-kaca dan mengatakan bahwa dia tidak tahu apa sebenarnya arti bahagia tapi dia bersyukur.
Kebanyakan orang memiliki arti bahagia yang berbeda-beda. Apa yang bahagia dengan apapun keadaan hidupnya sekarang. Ada yang merasa bahagia ketika bersama orang yang dia cintai, ada yang mengartikan bahagia dengan kesuksesan bisa memiliki segalanya dan sebagainya. Namun, nyatanya tak sedikit pula orang yang memiliki banyak uang tapi tidak merasa bahagia.
Bagiku pribadi, finding happiness seharusnya hanya bisa didapat dari Tuhan Yesus. Seberat apapun beban kita, kita bisa selalu datang pada Dia.
"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Mat. 11:28.
Photo by Thomas Le on Unsplash
Setiap orang yang menerima kelegaan di dalam Tuhan, seharusnya bisa merasakan arti dari kebahagiaan itu sendiri. Terlebih lagi, kita orang percaya, yang sudah ditebus dan sudah menerima hidup kekal. Kita sudah menerima dan merasakan kasih itu maka seharusnya kita bisa pula membagikannya kepada orang lain.
Namun, kenyataannya hal ini tentu tidak mudah. Untuk membagikan kasih, untuk merasakan kelegaan dan kebahagiaan di dalam Tuhan. Sering ketika badai hidup datang kita merasa goyah.
Waktu kecil, sampai remaja, selama bertahun-tahun hidupku terasa tidak memiliki figur seorang bapa. Karena ayahku sibuk bekerja, jarang pulang ke rumah, maka aku tidak memiliki kedekatan dengan beliau; tidak pernah ngobrol dan sebagainya. Banyak hal terjadi sampai akhirnya setelah dewasa, tepatnya setelah aku mulai memutuskan tidak serumah lagi dengan orang tua.
Ternyata ketika aku sendirian, di masa-masa itu, aku mulai mencari apa yang hilang dari hidupku sekian lama, aku mencari perhatian dari orang lain (tapi tidak sadar waktu itu). Jadi larinya ke pasangan. Aku merasa (tanpa aku sadari), pasanganku harus bisa memberi segala-galanya kepadaku. Bukan soal materi, tapi lebih ke perhatian. Kalau materi terbatas pada misalnya kalau aku ulang tahun, aku mau hadiah, karena itu adalah bentuk dia care kepadaku. Aku merasa butuh perhatian yang besar karena aku tahu, aku nggak bisa dapatkan itu dari keluarga (waktu dulu maupun sekarang). Waktu itu, begitulah caraku merasa bahagia. Yang tentu saja itu semua salah kan.
Keluargaku waktu itu sebenarnya juga nggak berkekurangan secara materi. Ulang tahunku dapat hadiah, sering dibeliin baju baru.. Tapi rasanya empty.
Jadi, ketika masa pacaran, apa yang aku nggak dapat dulu aku tuntut dari pasangan. Aku nggak tahu, bentuk cinta yang sejati tuh kayak apa. Merasa perlu untuk terus-menerus dikasihi yang banyak. Yang aku rasakan seperti itu. Sudah lahir baru, sudah kenal Tuhan, tahu Tuhan menerima dan mengasihi kita, tetapi kenyataannya untuk merasakan itu sulit ketika hati kita nggak bener-bener berfokus pada Tuhan.
Fokus hidupku waktu itu adalah CINTA bukan SANG PEMBERI CINTA. Merasa pengen dikasihi lebih dulu baru bisa mengasihi (ke pasangan, perasaan menuntutnya ke pasangan, nggak sama yang lain, sama yang lain bisa mengasihi, tapi cepet capek karena tidak berakar pada Tuhan, tapi pada pasangan yang hanyalah manusia biasa). Makanya kan Tuhan Yesus disebut "kekasih jiwa" kita. Karena manusia butuh itu. Satu-satunya pribadi yang akan mengasihi kita selamanya dan itu hanya ada pada Tuhan Yesus, bukan pasangan.
Makanya, manusia itu sebelum berpasangan seharusnya sudah mengenal dan dapat cinta sejati dari Tuhan. Bukan mencari cinta sejati dari manusia karena manusia pasti mengecewakan dan mereka tidak bisa memberi kita cinta sejati. Nanti pun menikah, kita harus tahu mereka ini hanyalah manusia-manusia tidak sempurna yang bisa mengecewakan kita. Yang kita nggak bisa minta segalanya sama mereka.
Aku mulai menyadari ini juga baru belakangan; ternyata aku dulu seperti itu. Dan itu moment yang sangat sedih dalam hidupku. Iya merasa pity. Ternyata aku sendiri nggak merasakan cinta Tuhan. Sudah dicintai tapi nggak merasakan makanya banyak menuntut perhatian.
Photo by Dương Hữu on Unsplash
Sebanyak apapun kita butuh cinta, kita bisa minta sama Tuhan Yesus. Karena Dia adalah Bapa kita dan Dia sanggup kasih kita cinta yang besar. Mungkin teman-teman yang punya permasalahan merasa tidak dicintai oleh siapapun atau di masa kecil, bisa mulai dengan pengakuan seperti "Tuhan aku merasa terluka, aku pengen dicintai seperti ini, aku pengen blabla..." Karena sering kali di dalam keluarga, kita - anak-anak, setelah dewasa dituntut untuk mengerti, memaklumi sikap orang tua, tetapi lupa bahwa kita sendiri terluka dan butuh cinta. Bayangkan, bertahun-tahun, katakan 10 tahun yang sudah lewat tanpa komunikasi itu... 10 tahun yang hilang tanpa cinta itu... Siapa yang bisa isi kalau bukan Tuhan? Dan pengakuan bahwa kita merasakan pahit, terluka adalah penting di hadapan Tuhan. Bahwa kita mulai sekarang cuma mau cari cinta kasih dari Tuhan dan bahwa kita butuh Tuhan dalam hidup kita.
Kiranya hari ini kita semua boleh merasakan kasih Tuhan dan biarlah itu menjadi sumber alasan untuk kita berbahagia. Tuhan itu mencintai kita apa adanya, artinya kita diterima dan diampuni. Kiranya kita tidak mencari cinta dan kebahagiaan selain di luar Tuhan.
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: