"Money can’t buy happiness, if you don’t know how to use it❤️"
"It's not about the money, money, money.
We don't need your money, money, money"
Teman-teman mungkin tidak asing dengan lagu yang populer sekitar tahun 2011 ini. Yaps! "Price Tag", sebuah lagu yang dibawakan oleh penyanyi beraliran RnB asal Britania Raya, yaitu Jessica Ellen Cornish atau dikenal dengan nama panggung "Jessie J." dari albumnya yang bertajuk "Who You Are". Di Amerika Serikat, lagu ini memuncak di posisi 23 dalam Billboard Hot 100 , sedangkan di Inggris, lagu ini terjual hingga 1.240.000 kopi pada Oktober 2015 ,dan lebih dari tiga juta kopi di seluruh dunia. Tidak hanya itu, video klipnya di YouTube pun ditonton hingga 679 juta kali penayangan.
Sebelum membahas lebih lanjut, kita bisa bertanya ke diri masing-masing, apakah kita sangat membutuhkan uang?
Tentu jawabannya adalah "Ya, kita sangat butuh uang". Untuk membeli baju, kita butuh uang, untuk membeli makanan, kita butuh uang, bahkan untuk biaya pendidikan dan kesehatan pun, kita membutuhkan uang, walaupun pemerintah memberikan keringanan fasilitas kepada kita, seperti adanya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP). Namun yang lebih menarik di artikel ini, aku bukan membahas teori konspirasi dari lagu Jessie J. ini, melainkan makna di balik lagunya.
Jessie mengingatkan kita bahwa hidup tidak selalu tentang uang, ketenaran, gaya hidup glamour, dan keberuntungan. Jika semua orang mengukur segala sesuatu berdasarkan materi, maka akan kita akan kehilangan tujuan hidup dan makna penting untuk membuat hidup yang lebih bahagia.
Masalahnya, tidak semua orang tahu cara supaya happy. Yang sering terjadi adalah melakukan sesuatu hanya karena ingin happy, tapi ujung-ujungnya saat sudah tercapai, “Kok saya tidak merasa happy sama sekali?”
Mungkin saja karena masih tertukar antara happiness, pleasure, dan money.
Kalau begitu, lebih baik tidak perlu punya duit, yang penting happy? Nggak bisa juga. Oke, ada yang bilang money can’t buy happiness. Itu betul. Happiness, sama seperti respect, karisma, dan love, must be earned. Harus pakai usaha. Tidak bisa dibeli begitu saja seperti mie ayam. Itulah bedanya happiness sama pleasure.
Pleasure itu basic instinct - kebutuhan primitif. Hal-hal yang sifatnya bikin puas, tapi sementara. Lapar, horny, capek, belanja, gengsi, ingin dipuji, itu pleasure. Lapar, kita bisa beli makanan enak. Mau Sushi Tei, Bandar Jakarta, Jack Rabbit, atau KFC. Kenyang, enak, selesai. Happy? Tidak, itu pleasure. Kalo lapar lagi, ya ingin makan lagi. Horny, orang bisa pergi ke pijat plus-plus atau kawin lagi (dengan alasan menghindari zinah). Puas, selesai. Happy? Jelas tidak, itu pleasure. Malah bisa bawa penyakit menular seksual pula, merusak keluarga sendiri, dan merusak diri sendiri juga. Begitu juga dengan belanja, beli tas Louis Vuitton, sepatu Prada, jam Rolex, mobil Lamborghini, semua gadget terbaru, yang bahkan tidak terlalu butuh. Just for the sake of "shopping pleasure" dan gengsi. Happy? Senang saat belinya doang, Selesai itu, ya sudah. Betapa miskinnya kita, kalau semua yang kita punya bisa dibeli dengan uang.
Tapi, apa 100% benar kalau money can’t buy happiness? Tampaknya kurang lengkap ya, kalimatnya bisa dilengkapi menjadi: money can’t buy happiness, if you don’t know how to use it.
Kalau dipakai buat diri sendiri mah, sebanyak apapun duit tidak akan membuat kita happy, mentok hanya pleasure. Coba kalau dipakai untuk orang lain, seperti contoh pleasure tadi kita geser sedikit. Misalnya beli makanan, tapi ini beda, kita beliin makanan untuk keluarga kita, pakai uang kita. “Ma, Pa, semuanya, yuk makan, aku yang traktir deh.” Akan ada happiness yang tidak tertandingi di situ. Kita bisa mentraktir orang tua atau keluarga kita makan, pakai duit kita sendiri! Bangga campur happy pastinya. Other people happy because of us. That’s happiness✨. Banyak contoh yang bisa dilakukan jika kita menggunakan uang, namun tidak hanya dipakai untuk kepentingan diri sendiri atau mengejar self-pleasure semata, apalagi dalam masa pandemi atau new normal seperti sekarang.
Semoga artikel ini dan makna di balik lagu Jessie ini dapat membantu kita agar lebih bijak dalam menggunakan uang :)
{Ibrani 13:5}
"Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Keep your life free from love of money, and be content with what you have, for he has said, “I will never leave you nor forsake you.”
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: