"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah." -Roma 8:28
Ada sebuah lagu yang belakangan ini sedang terus terputar kembali di dalam ingatan saya, yaitu lagu Pelengkap Kidung Jemaat (PKJ) Nomor 244 yang diberi judul "Sejenak Aku Menoleh" ciptaan alm. Bapak Pontas Purba. Seperti ini bunyi liriknya :
Sejenak aku menoleh, pada jalan yang t’lah kutempuh.
Kasih Tuhan kuperoleh, membuatku tertegun.
Jalan itu penuh liku, kadang-kadang tanpa t’rang.
Tapi Tuhan membimbingku hingga aku tercengang.
Kasih Tuhan membimbingku dan hatiku pun tenang.
Mengapa lagu ini terus-menerus terputar di pikiran saya?
Sedikit bercerita, Bulan Februari lalu saya baru bergabung dalam sebuah paduan suara di gereja. Tepat 2 minggu setelah bergabung, saya diijinkan untuk ikut mengisi pujian pada 2 kali jam ibadah, bertepatan dengan perayaan ulang tahun paduan suara tersebut. Sebetulnya saya sudah suka dengan lagu ini sejak lama, tetapi saat saya berlatih dan menyanyikannya kemudian, saya kembali dibuat berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan melihat bahwa ada karya tangan Tuhan di dalam hidup saya.
Allah yang Suka Bercanda
Allah itu penuh misteri, tak jarang Allah suka 'bercanda' di dalam hidup saya. Di sini saya tidak bermaksud untuk tidak sopan dan tidak menghormati kedaulatan dan kebesaran Allah, Allah tetap Tuhan yang begitu besar untuk hidup saya. Tahun 2017 ketika saya dinyatakan tidak bisa melanjutkan perkuliahan di tempat yang saya mau, orangtua kemudian memasukan saya di tempat perkuliahan yang mereka inginkan. Di situ saya mulai merasakan gejolak batin dalam hidup; singkatnya 2 tahun kemudian, saya resmi berhenti kuliah di tempat dimana orangtua menempatkan saya (karena keegoisan saya) dan saya pun tidak juga berkuliah di tempat yang saya idam-idamkan dari awal. Di momen itu, saya merasa hopeless dan merasa tidak ada artinya sama sekali. Saya gagal. Saya menjadi sangat frustasi, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kecewa? Sudah pasti, saya kecewa oleh banyak pihak; bahkan saya pun kecewa dengan diri sendiri. Saya merasa saya tengah berada di lembah paling dalam.
Ternyata Allah yang begitu besar tidak membiarkan saya terus berada di dalam lembah kekelaman. Di tengah situasi paling kelam ini, saya dipertemukan dengan orang-orang yang tepat, yang dapat menyadarkan saya bahwa Allah begitu besar bagi semua ciptaan-Nya. Awalnya saya bersikap denial, "Ah ini cuman basa basi orang Kristen saja."
Setelah cukup lama menolak, saya juga akhirnya bosan. "Oke gue ikutin cara main mereka." Ketika saya mengikutinya, ternyata banyak hal-hal baik yang saya peroleh. Sampai di satu titik, Tuhan membuat saya seperti anak yang hilang . Tuhan membuat saya berselisih hebat dengan orangtua (tepatnya ayah saya) sampai saya harus lari dari rumah. Kemudian saya lari kesana-kemari, tinggal dimana-mana secara nomaden. Sampai saya benar benar tidak memiliki sepeserpun dan saya terserang penyakit. Akhirnya saya yang bersikeras ini tersadarkan. Pertama-tama saya meminta maaf pada Bapa saya yang di sorga, lalu pelan-pelan memulihkan hubungan dengan ayah. Ketika saya berserah, Allah menunjukan kuasa-Nya terhadap saya; dan saya sungguh tertegun dengan karya ajaib Allah dalam diri saya.
Singkatnya, pelan-pelan pemulihan terjadi di dalam diri saya. Saya sadar bahwa selama ini saya menggunakan kekuatan sendiri, sampai lupa bahwa saya adalah manusia yang terbatas. Pemulihan juga terjadi pada hubungan saya dengan keluarga, terutama dengan ayah saya. Tidak berhenti di sana saja, Allah benar-benar membuat saya tercengang. Ketika Dia sudah selesai memulihkan saya dari berbagai aspek, Dia juga mendengar doa saya selama ini. Puji Tuhan, pelan-pelan jalan saya untuk kembali berkuliah di tempat yang saya inginkan, dibukakakan betul oleh-Nya. Sungguh hal yang membuat saya tertegun dan terharu. Ibarat Bangsa Israel, saya harus berjalan jalan memutar dan berkeliling-keliling sebelum menuju ke hal yang saya impikan dari dulu. Tugas saya sekarang adalah menjaga apa yang Tuhan telah tempatkan di dalam hidup saya. Saya bersyukur tidak harus melalui ini selama 40 tahun seperti Bangsa Israel, hehehe.
Satu ayat yang sangat powerful yang telah merubah sudut pandang saya dalam melihat segala karya Allah buat kehidupan saya diambil dari Roma 8 : 28.
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Ketika berjalan bersama Tuhan ada begitu banyak kejutan-kejutan yang kadang membuat saya berpikir bahwa "Tuhan bercanda ni kayaknya ya?" Karena kadang apa yang kita mau dan inginkan bukanlah apa yang Tuhan mau itu semua terjadi di dalam hidup kita. Kita tidak pernah tahu jalan di depan kita, tapi Sang Pemilik kehidupan tetap pada setiap rencana-Nya untuk kita. Ketika kita berdoa pun, tidak langsung Allah menjawab semua doa kita ketika kita membuka mata. Namun kadang Allah menjawabnya kemudian saat kita telah mampu menampung apa yang kita doakan tersebut. Bahkan kadang saya bisa bilang, mukjizat itu terjadi saat keadaan tengah terhimpit; tidak tahu harus jalan kemana, saat kiri kanan depan belakang kita tertutup. Saat penyerahan itu terjadi, pertolongan dari Tuhan lah yang mampu menolong kita di tengah segala pergumulan kita.
Sekarang, ketika saya berhenti sejenak dan menoleh ke belakang, saya melihat begitu banyak karya Allah dalam hidup saya pribadi. Saya harap pun ini terjadi dalam hidup kalian, IGNITE People! Sekali lagi, Allah sungguh sangat se-bercanda itu buat hidup saya.
Soli Deo Gloria!
Untuk menjadi bagian dari gerakan generasi
muda Kristen Indonesia. Kirimkan karyamu ke: